Metrotvnews.com, Jakarta: Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan (rate) menjadi 7,5 persen dinilai sudah tepat. Pasalnya, keputusan ini dinilai mampu mengurangi current account deficit.
"Saya menyambut baik keputusan itu karena BI perlu melakukan dua hal. Pertama, memberikan sinyal bahwa usaha mengurangi defisit current account bukan hanya untuk 2013, melainkan juga 2014 yang targetnya di bawah tiga persen," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di Jakarta, Kamis (14/11).
Pemerintah bersama dengan pihak-pihak terkait pada saat ini sedang bekerja keras untuk mengurangi secara bertahap defisit transaksi berjalan yang mencapai 9,8 miliar dolar AS atau 4,4 persen dari produk domestik bruto (PDB) per triwulan II 2013. Karenanya, selama ini kritik terhadap BI dianggap terlambat. Namun, sekarang BI sudah mengambil langkah yang tepat dan sudah mendahului kebijakan lain.
Chatib juga menjelaskan terjadinya kondisi penurunan angka inflasi tapi BI Rate naik. Kondisi ini berkaitan dengan tapering off Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). "Kalau ingin membuat aliran modal asing stay di Indonesia, return harus dibuat menarik. Kalau tidak, modal akan kembali ke AS," pungkasnya.
BI memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 25 bps. BI rate naik dari 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Angka 7,5 persen merupakan yang tertinggi sejak 2009. BI juga menaikkan lending facility rate sebesar 25 bps menjadi 7,5 persen dari sebelumnya 7,25 persen dan deposit facility rate juga naik 25 bps ke 5,75 persen dari sebelumnya 5,5 persen.
Editor: Wisnu AS