Metrotvnews.com, Jakarta: Kebijakan penaikan BI rate saat ini dinilai tidak kredibel.
Hal itu terlihat dari rendahnya elastisitas BI rate terhadap nilai tukar rupiah.
Sesuai hasil kajian Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) Universitas Indonesia yang dipublikasikan, Sabtu (16/11), elastisitas rata-rata BI rate terhadap nilai tukar dari 2005-2013 sebesa 0,00175.
Artinya, tiap kenaikan BI rate 1% hanya akan memberi penguatan rupiah sebesar 0,0175 poin.
Penurunan elastisitas terutama terjadi pada tahun ini. BI rate telah dinaikkan sebesar 1,75 basis poin, tapi rupiah justru melemah ke level di atas Rp11.000/US$.
Bandingkan dengan 2005, pengaruh penaikan BI rate terhadap nilai tukar cukup besar. Suku bunga acuan dinaikkan di atas 1%, maka rupiah bergerak positif ke level Rp8.800/US$.
Ketua Program MPKP Fakultas Ekonomi UI Telisa Aulia Falianty mengatakan bahwa secara teori ekonomi, BI rate naik maka akan terjadi aliran modal masuk ke tanah air. Tingginya arus modal berupa valuta asing tetsebut mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
"Melihat elastisitas BI rate terhadap rupiah yang kecil ini, artinya BI rate tidak signifikan dalam memengaruhi kurs. Artinya BI rate tidak memberi ekspektasi positif kepada pelaku pasar untuk menaruh valasnya di dalam negeri," ujar Telisa dalam diskusi publik tentang bauran Kebijakan Makroekonomi dalam Menghadapi Gejolak Ekonomi Global, di gedung Pascasarjana FEUI Jakarta, Sabtu (16/11).
Telisa menyadari bahwa BI menghadapi dilema dalam menjalankan kebijakan moneternya. Penyebabnya adalah permasalahan struktural perekonomian nasional yakni defisit transaksi berjalan. (Daniel Wesly Rudolf)
Editor: Edwin Tirani