Sentimen ini buat rupiah melemah dalam sepekan
Dana Aditiasari
Minggu, 17 November 2013 − 14:04 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang pekan ini dalam tren melemah. Sejumlah sentimen dari dalam maupun luar negeri memicu tren pelemahan tersebut.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyamabada mengatakan, sentimen jelang rilis BI rate sempat membuat pelaku pasar di pasar valuta asing (valas) bersikap wait and see.
Di sisi lain, laju USD juga masih dalam kenaikan setelah memfaktorkan rilis kenaikan data nonfarm payrolls, meskipun dari rilis unemployment rate naik tipis dan consumer spending AS yang turun tipis. Meskipun laju euro bergerak menguat dibandingkan USD seiring rilis beberapa data dari Jerman dan Italia yang cukup positif, namun belum dapat mengalahkan dominasi USD terhadap mata uang emerging market.
"Selain itu, adanya kenaikan BI rate 25 bps bukannya membuat rupiah dapat bertahan di tengah spekulasi tersebut, justru malah memperparah lajunya," kata dia dalam risetnya, Minggu (17/11/2013).
Laju euro yang mulai tertahan kenaikannya seiring dengan persepsi factory output zona Eropa yang turun dan pertumbuhan yang masih akan melambat dimanfaatkan pelaku pasar untuk beralih ke USD yang masih menunjukkan tren kenaikannya seiring dengan masih beredarnya spekulasi tapering off yang akan mulai dilakukan pada bulan Desember.
Hal ini ditambah laju yen yang masih bergerak melemah dengan adanya spekulasi bulan depan BoJ akan menambah stimulus ekonominya. Sementara pernyataan calon Gubernur The Fed janet Yellen terhadap masih diperlukannya stimulus The Fed membuat laju USD sedikit tertekan dan berimbas positif pada laju rupiah yang menguat.
Namun, apresiasi yang sempat terjadi tidak bertahan lama dan kembali ke zona merah di akhir pekan ini. IHSG berdasarkan kurs tengah BI berada dalam rentang Rp11680-11386 per USD.
(
rna)
Mobile Apps