Metrotvnews.com, Jakarta: Lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia, disebabkan oleh perlambatan ekonomi Amerika Serikat. Pasalnya, berkurangnya stimulus moneter di AS memungkinkan kondisi finansial yang lebih ketat di negara emerging market.
Hal tersebut menyebabkan potensi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit melambat. Apalagi, stimulus moneter AS yang berkurang meningkatkan potensi pembalikan arus dana asing (capital reversal). Karenanya, muncul juga bottleneck dalam pembangunan infrastruktur di sejumlah negara emerging market.
Ketua Program MPKP FEUI Telisa Aulia, dalam diskusi Bauran Kebijakan Makroekonomi Indonesia Dalam Menghadapi Gejolak Ekonomi Global, di Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik FEUI, Sabtu (16/11), mengatakan, kebijakan ekonomi AS yang ketat membuat permintaan eksternal menjadi rendah. Harga komoditas di tingkat internasional pun melambung.
Kebijakan moneter sendiri mengalami dilema, dalam hal ini, penurunan suku bunga terhadap depresiasi rupiah atau dolar. Penyebabnya antara lain ketergantungan Indonesia terhadap arus modal asing dalam bentuk portofolio, permasalahan struktural perekonomian sehingga membelenggu neraca pembayaran, dan permasalahan di sisi suplai sehingga inflasi tinggi.
Editor: Afwan Albasit