BI Rate 7,5%
Kadin minta perbankan tidak ikut naikkan suku bunga
Ameidyo Daud
Kamis, 14 November 2013 − 18:10 WIB
Ilustrasi/Ist
Sindonews.com - Pasca naiknya BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto meminta agar perbankan tidak serta merta menaikkan suku bunganya karena akan memberatkan dunia usaha.
Dia beralasan Net Interest Margin (NIM) perbankan di Indonesia sudah cukup tinggi, apalagi bila dibandingkan dengan NIM perbankan ASEAN.
"Kalau bisa mereka mengurangi sedikit keuntungannya dengan menahan diri untuk tidak menaikkan suku bunganya," pinta Suryo di Gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Suryo mengaku tidak tahu langkah kebijakan moneter apa yang akan dilakukan oleh BI menghadapi kondisi perekonomian saat ini. Tapi dia meminta agar perbankan tetap menahan diri dan tidak terburu-buru menaikkan tingkat bunganya.
"Kita tidak tahu langkah BI ke depannya tapi yang kita harapkan mudah-mudahan sektor perbankan bisa menahan diri," pungkas Suryo.
Seperti diketahui, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan tingkat suku bunga (BI Rate) pada November 2013 sebesar 25 basis poin menjadi 7,5 persen, dari 7,25 persen pada Oktober.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansjah menyebut, naiknya BI Rate untuk mengendalikan Current Account Deficit atau defisit neraca pembayaran ke depannya.
"BI Rate naik ini lebih untuk mengendalikan defisit tujuannya," ujar Difi di Gedung BI, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan fasilitas lending BI dari sebelumnya 7,25 persen di bulan Oktober menjadi 7,5 persen di bulan November ini.
(
gpr)
Mobile Apps