Ini penyebab stabilisasi harga pangan sulit tercapai
Ameidyo Daud
Sabtu, 24 Agustus 2013 − 15:50 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Walaupun kebijakan kuota impor pangan seperti daging sapi dan hortikultura dihapus dan mekanisme tarif diberlakukan, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) masih tidak yakin hal itu efektif.
Direktur Indef Enny Sri Hartati menyatakan, selama struktur pasar masih tidak sehat dan dipenuhi kartel, maka stabilisasi harga pangan sulit tercapai.
"Pasar masih dipenuhi praktek usaha tidak sehat dan selama struktur masih seperti itu ditambah kartel, stabilisasi harga pangan akan sulit," ujar Enny di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Dia juga mengeluhkan koordinasi Kementerian Pedagangan dan Kementerian Pertanian, serta Badan Urusan Logistik (Bulog) yang seolah-oleh tidak bisa bekerja sama dalam memenuhi stabilitas pangan.
"Selain itu, soal pasokan antara Kemendag dan Kementan tidak pernah akur. Beras kalau Kementan bilang surpus kenapa Bulog malah impor," lanjut Enny.
Enny juga mengkritisi anggaran Kementan yang juga menurun sementara hal yang bertolak belakang, yaitu krisis pangan masih terjadi.
"Ini semua yang bikin ketidakpercayaan pasar terhadap kita," pungkasnya.
(
rna)