Ekonomi RI bergejolak
Pemerintah revisi asumsi makro RAPBN 2014
Ameidyo Daud
Rabu, 28 Agustus 2013 − 17:37 WIB
ilustrasi/ist
Sindonews.com - Pemerintah akhirnya merevisi asumsi makro dari sebelumnya yang telah ditetapkan dalam nota keuangan dan RAPBN 2014. Dalam asumsi pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2014, pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 6,4 persen.
Namun, dalam penyampaian outlook sementara RAPBN 2014 angka tersebut direvisi menjadi range 5,8 sampai 6,1 persen. Selain itu, angka inflasi tahunan pada RAPBN yang sebelumnya dipatok 4,5 persen menjadi 4,5-5,5 persen.
Perubahan terakhir adalah asumsi nilai tukar rupiah menjadi Rp10.000 hingga Rp10.500 per USD dari sebelumnya Rp9.500 pada pembacaan asumsi RAPBN 2014.
Pelaksana Tugas (plt) Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, revisi ini merupakan bentuk respon pemerintah atas situasi perekonomian belakangan ini.
"Gonjang-ganjingnya sejak kapan, memangnya sebelum 16 Agustus (nota keuangan SBY). Kita yang penting responsif saja, karena kan semua ini enggak ada yang menyangka ini akan terjadi," ujar Bambang.
Sementara, asumsi lainnya masih dipatok sama antara lain Suku Bunga SPN tiga bulan masih dipatok 5,5 persen, harga ICP masih dipatok USD106 per barel, lifting ICP mencapai 870 ribu barel per hari. Sementara lifting gas bumi mencapai 1.240 ribu barel setara minyak per hari.
(
izz)