Awal pekan ini, rupiah masih diwarnai pelemahan
Dana Aditiasari
Senin, 26 Agustus 2013 − 08:27 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Masih derasnya arus sentimen negatif masih menutupi sentimen positif yang ada di tengah upaya pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menstabilkan nilai tukar mata uang domestik.
"Imbas pelemahan sejumlah mata uang Asia tampaknya lebih mendominasi. Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp10.625-Rp10.865/USD," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Senin (26/8/2013).
Laju rupiah dari kurs tengah BI melemah tipis seiring masih melemahnya sejumlah mata uang Asia terimbas oleh hasil pertemuan FOMC selama dua hari (21-22 Agustus 2013) yang mengindikasikan langkah The Fed yang bersiap-siap mengurangi stimulus.
Di sisi lain, adanya penilaian telah masuknya Thailand ke dalam resesi dan penurunan surplus neraca berjalan Malaysia turut menambah sentimen negatif.
"Padahal di awal akhir pekan lalu, laju rupiah sempat positif setelah diumumkannya paket kebijakan dari pemerintah meskipun pasar kemungkinan belum tahu implementasinya akan seperti apa," kata Reza.
Di sisi lain, BI juga mengeluarkan kebijakan dengan akan memperkuat likuiditas di perbankan nasional sebagai salah satu langkah kebijakan instrumen moneter rupiah.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada Jumat (23/8/2013) berada di level Rp10.848/USD. Sedangkan data Bloomberg, kurs rupiah anjlok ke level Rp11.058/USD.
(
rna)