Pelemahan rupiah bukan karena faktor luar saja
Dana Aditiasari
Kamis, 29 Agustus 2013 − 17:46 WIB
Ilustrasi/Ist
Sindonews.com - Pengamat Ekonomi dari STIE Prasetya Mulya, Djoko Wintoro mengajak masyarakat untuk lebih mencermati kondisi ekonomi nasional saat ini yang tengah berfokus pada pelemahan nilai tukar rupiah (Rp) terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Apakah depresiasi rupiah benar-benar karena pengaruh kondisi fiskal dari luar saja?" ujar Djoko saat ditemui wartawan di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Kamis (29/8/2013).
Bila dicermati lebih dalam, lanjut Djoko, depresiasi rupiah sebenarnya berada pada level lebih dalam dibanding yang seharusnya lantaran faktor dari dalam negeri sendiri.
"Masalahnya bukan semata-mata dampak dari luar. Justru struktur ekonomi kita yang memungkinkan untuk itu (terjadi pelemahan nilai tukar mata uang)," tegasnya.
Misalnya saja, lanjut dia, tempe yang selama ini menjadi kebutuhan harian masyarakat Indonesia justru bahan bakunya yakni kedelai nyata-nyata sebagian besarnya masih diimpor dari luar negeri.
"Padahal konsumennya lokal, belinya pakai rupiah. Tapi kenapa ambil bahan bakunya dari luar yang artinya meningkatkan kebutuhan terhadap dolar. Jadi kan tidak imbang antara yang didapat dalam bentuk rupiah sementara harus ambil dalam bentuk dolar," jelasnya.
Untuk itu, Djoko menambahkan, ketimbang memusingkan masalah ekonomi luar negeri yang volatilitasnya di luar kemampuan pemerintah Indonesia, yang bisa dilakukan adalah memperbaiki struktur perekonomian nasional.
"Masalah nilai tukar rupiah itu kan masalah suply and demand, mengapa dolarnya meningkat, kan selalu itu pertanyaannya. Apa benar permasalahannya itu cuma karena materi policy dari luar. Bisa jadi masalahnya justru dari dalam. Perosalan dasarnya pada perbaikan struktur ekonomi kita, daripada materi policy. Jadi kenapa bukan itu yang kita perbaiki," imbuhnya.
(
gpr)