IHSG dan rupiah melemah karena ketidakpastian global menguat
Izzudin
Rabu, 28 Agustus 2013 − 11:31 WIB
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah/Foto setkab.go.id
Sindonews.com - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzah mengemukakan, ekonomi Indonesia bersama ekonomi dunia sedang berada dalam wilayah ketidakpastian global (uncertainty teritory) yang semakin meluas dan kompleks.
Menurutnya, ada dua wilayah ketidakpastian global yang sangat memengaruhi gejolak ekonomi dunia, yaitu dunia sedang menunggu kepastian tentang keputusan Bank Sentral AS (The Fed) untuk mengurangi stimulus moneter tahap ketiga atau quantitative easing tahap ketiga.
Kedua, kata dia, belum tuntasnya menunggu ketidakpastian tentang keputusan Bank Sentral AS itu, dunia tiba-tiba mendapatkan tambahan wilayah ketidakpastian baru yaitu yang terkait dengan krisis di Suriah.
Dia menuturkan, rencana pemerintah AS, Perancis dan Inggris dalam intervensi militer ke Suriah telah menciptakan gejolak baru di pasar keuangan dunia.
"Kekhawatiran ini memicu terganggunya pasokan minyak mentah dunia, dan mengakibatkan sejumlah saham industri dan perusahaan yang memiliki komponen biaya minyak dalam fungsi produksi akan mengalami lonjakan production-cost akibat kenaikan harga minyak mentah," kata dia seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Rabu (28/8/2013).
Akibatnya, lanjut Firmanzah, sejumlah indeks pasar saham global berjatuhan. "Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Tokyo, AS, bursa-bursa saham Asia di Filipina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia yang mengalami tekanan aksi jual," terangnya.
Tidak hanya IHSG, menurut dia, nilai tukar mata uang juga terus mengalami tekanan di banyak negara. Termasuk dollar Australia yang melemah cukup tajam.
(
izz)