Metrotvnews.com, Jakarta: Ekspor furnitur kayu Indonesia hingga kuartal III 2013 meraup hingga US$711,3 juta. Sedangkan ekspor olahan rotan tumbuh hingga menghasilkan US$96 juta.
Meski demikian, Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Soenoto mengakui masih ada indikasi penyelundupan bahan baku furnitur. Pasalnya, penyelundupan bahan baku furnitur sangat rawan terjadi dan akan menggangu perjalanan pertumbuhan ekspor furnitur Indonesia.
"Saya imbau Polri dan Polair untuk terus melakukan upaya-upaya pencegahan penyelundupan," ujarnya seusai pembukaan Pameran Furnitur dan Produk Interior di Jakarta, Selasa (29/10).
Untuk menumbuhkembangkan industri furnitur Indonesia di pentas internasional, Soenoto juga mengatakan lebih dari separuh jumlah kabinet harus ikut terlibat.
"Termasuk PU untuk sarana dan prasaran infrastruktur, BPPT untuk penerapan teknologi tepat guna, Polri untuk mengamankan aliran bahan dari pulau ke pulau, Bea Cukai untuk memberikan kemudahan aktivitas ekspr impor, Mendagri untuk memberikan support tentang birokrasi yang ada di daerah, dan lain-lain," jelasnya.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan seperti membangun pelabuhan ekspor di tiap daerah yang menjadi lalu lintas utama ekspor furnitur dengan catatan tidak perlu lagi khawatir sendimentasi di pelabuhan tersebut. "Kapal yang akan kita tarik ke pelabuhan tidak perlu mothership, tapi cukup kapal feeder dan mothershipnya ada di Singapura kemudian baru ekspor ke internasional," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun mengatakan, untuk menjamin legalitas bahan baku kayu industri furnitur telah ditetapkan kebijakan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
"SVLK telah diakui secara resmi oleh Uni Eropa melalu penandatanganan perjanjian Forest Law Enforcement, Governance and Trade Voluntary Partnership agreement pada 30 September yang lalu," ujarnya. (Iqbal Musyaffa)
Editor: Afwan Albasit