Ilustrasi minyak mentah. (Foto: Reuters) JAKARTA - Pemerintah harus menerbitkan berbagai instrumen surat utang ataupun melakukan pinjaman untuk menutup kekurangan dalam pembiayaan APBN 2014. Pasalnya, defisit yang terjadi semakin membesar.
"Akan sulit membatasi defisit sehingga hanya 2,4 persen dari pertumbuhan domestik bruto (PDB), seperti yang diproyeksikan dalam APBN-P 2014, terutama jika harga minyak terus meningkat," jelas ekonom utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, saat ditemui di Jakarta, Senin (21/7/2014).
Dia mengatakan, yang dapat memperbaiki kualitas belanja adalah pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, dia juga menyoroti pencapaian pajak yang masih belum maksimal.
"Langkah-langkah yang dapat memperbaiki kualitas belanja melalui pengurangan subsidi BBM dan mencegah penurunan lebih lanjut dalam pendapatan pajak dan non-pajak, akan dapat mengurangi tekanan defisit," tambahnya.
Sekadar informasi, besaran kuota konsumsi BBM yang telah ditetapkan pemerintah hingga akhir tahun ini terancam jebol. Batas 46 juta kilo liter (kl) tahun ini dikabarkan hanya akan mencapai 19 Desember 2014 nanti.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemerintah sudah tidak memiliki ruang lain selain mengupayakan terjaganya konsumsi BBM pada besaran kuota tersebut. Jika sampai jebol, penanggulangannya sangat tergantung pemerintahan baru nanti. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.