Ilustrasi emas. (Foto: Reuters) JAKARTA - Harga emas mendapatkan tekanan dari membaiknya data Tingkat Keyakinan Konsumen Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam dan ekspektasi nada hawkish dalam pernyataan pasca-rapat moneter Bank Sentral AS dinihari nanti.
Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra, mengatakan harga emas tertekan di bawah support USD1.301 per ounce dan berhasil menyentuh level USD1.296 per ounce. Dan pada siang tadi harga masih bergerak di kisaran USD1.299 per ounce.
"Level resisten terdekat kini di kisaran USD1.302 per ounce. Pergerakan stabil di atas level resisten Ini baru berpotensi membuka kemungkinan harga menguat ke area USD1.305-USD1.309 per ounce," kata dia dalam risetnya di Jakarta.
Menurutnya, tekanan turun masih terbuka bagi harga emas. Meski demikian, dia yakin masih ada peluang untuk menguji kembali level support USD1.295 per ounce. "Pergerakan turun di bawah USD1.295 per troy ons, membuka peluang pelemahan lanjutan ke area support berikutnya di kisaran USD1.287 per ounce," tambah dia.
Dia melanjutkan, hari ini ada beberapa market mover penting yang akan menjadi fokus pasar yaitu dari data Non-farm Payrolls AS versi ADP, GDP Kuartal ke-2 AS pengukuran pertama (advance) dan hasil rapat kebijakan moneter Bank Sentral AS (Fed).
"Penguatan dolar AS yang bisa menekan harga emas bila data-data ekonomi AS dirilis lebih bagus dari proyeksi pasar dan Fed merilis pernyataan yang bernada hawkish (mendukung pengetatan moneter)," tukas dia. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.