Belanja online baru 1% dari keseluruhan ritel di Indonesia. (Ilustrasi foto: Okezone) JAKARTA - Lambat laun, transaksi perdagangan melalui sistem elektronik atau online (e-commerce) memang sudah sangat berkembang di Indonesia. Transaksi online berkembang sangat pesat dan adopsi terbesar dilakukan di kalangan menengah atas dan anak muda.
"Apalagi dengan munculnya pemain baru seperti Elevenia yang melakukan investasi sangat besar untuk marketing di televisi dan online," ucap ShopFair Chairman & E-Commerce Expert Andi S Boediman kepada Okezone di Jakarta.
Andi menambahkan, pemain lama seperti Tokopedia juga sekarang tidak mau ketinggalan dan mulai beriklan. Selain itu masih ada Zalora, Lazada, Blibli, Berrybenka, dan lain-lain yang juga serius menggarap pasar.
Kendati demikian, total e-commerce ini masih satu persen dari total industri ritel jadi belum memberikan dampak signifikan karena pasar Indonesia masih didominasi kelas menengah yang jumlah dan distribusinya jauh lebih besar.
Namun, e-commerce diperkirakan akan melibas retail tradisional dalam jangka waktu yang tidak lama. "E-commerce baru akan mulai menggeser retail tradisional dalam waktu 3-5 tahun mendatang," tegas Andi.
Menurut Andi, hal ini merujuk ke referensi dari Morgan Stanley, e-commerce di Korea Selatan sudah mencapai 15 persen dari penjualan ritel pada tahun 2012 dan perkiraan Morgan Stanley adalah untuk ini mencapai 19 persen pada tahun 2016.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang dan Australia menempati posisi lima besar. Penetrasi e-commerce Australia berada di 7 persen pada 2012 dan diperkirakan menjadi 12 persen pada tahun 2016. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.