Kamis, 24 Juli 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: Teori Kemakmuran Membawa Perdamaian Tak Berlaku di Israel

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
Did Your Annuity Earn 8%?

46% of American's Die Broke. Don't become a statistic! Make your money work smarter, get your FREE Retirement Kit Today! Click Here Now. Get returns up to 8%!
From our sponsors
Teori Kemakmuran Membawa Perdamaian Tak Berlaku di Israel
Jul 24th 2014, 04:57, by Siska Amelie F Deil

Liputan6.com, New York - Sejak dulu, berbagai masalah dan kendala ekonomi selalu menjadi akar munculnya aksi kekerasan serta ketidakstabilan politik dunia. Artinya, jika masyarakat di sebuah negara hidup makmur, maka aksi kekerasan, konflik dan kejahatan akan berkurang lalu menghilang dengan sendirinya.

Seperti dilansir dari laman CNBC, Kamis (24/7/2014), meski terdengar sangat masuk akal, tapi teori tersebut ternyata tidak berlaku di Israel. Dengan kondisi perekonomian yang terus meningkat dan tingkat pengangguran yang semakin berkurang, Israel tetap tidak mengenal kata damai.

Bahkan banyak juga yang beranggapan insentif investasi khusus, pinjaman IMF dan NGO mampu memfasilitasi sejumlah program bisnis utama yang dianggap sebagai alat penting menjaga perdamaian.

Dalam perekonomian Timur Tengah, kemakmuran ternyata tak berarti perdamaian. Meski demikian, warga Palestina dan Israel pernah membangun perekonomian bersama dan hidup dengan damai.

Selama lebih dari 40 tahun warga muslim dan Yahudi bekerja bersama secara damai untuk memakmurkan negerinya. Hasilnya, Palestina mampu menyerap populasi Arab dan Yahudi yang besar untuk meningkatkan perekonomiannya.

Pada 1920-an dunia industri semakin berkembang dengan kemajuan di bidang pertanian. Kemakmuran ekonomi semakin jelas. Seharusnya, kemakmuran tersebut membawa perdamaian, tapi yang terjadi justru sebaliknya.

Ketika Palestina mulai mengalami peningkatan bisnis hingga 400 persen, jumlah lowongan kerja meningkat 100 persen dan investasi tumbuh 10 ribu persen, kedamaian antara Yahudi dan Muslim mulai hancur.

Setelah kerusuhan anti-Yahudi di Hebron pada 1923, pertumpahan darah mulai menjadi hal yang biasa. Dan meskipun kemajuan ekonomi dan peluang kerja masih meningkat, tapi kedamaian tak pernah ada antar keduanya.

Sejak 2001, produk domestik bruto (PDB) Israel meningkat 1.000 persen dan tingkat perekonomiannya bahkan lebih besar dibandingkan Mesir. Padahal Mesir memiliki jumlah penduduk yang 10 kali lebih besar daripada Israel.

Pada saat bersamaan, pemerintah Palestina dan Hamas menerima bantuan investasi bernilai mliaran dolar. Tapi bukannya berdamai, kedua negara tersebut semakin bersitegang.

Begitulah akhirnya, selama politik selalu bergesekan dengan ekonomi di Timur Tengah, damai tak akan pernah terwujud. (Sis/Gdn)

(Arthur Gideon)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
tragedi-gaza.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions