Metrotvnews.com, Jakarta: Kuota volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dalam APBN 2014 ditetapkan sebesar 48 juta kiloliter atau sama seperti kuota BBM dalam APBN-P 2013. Jumlah ini dinilai tidak realistis lantaran konsumsi BBM terus mengalami peningkatan.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto pesimistis dengan penetapan kuota BBM tersebut. Pasalnya, tiap tahun pertumbuhan konsumsi BBM mencapai 8-10 persen. "Kalau secara logika, pasti akan jebol," ujar Pri Agung ketika dihubungi, Kamis (26/9).
Pri Agung menilai pemerintah percaya diri dengan kuota BBM yang sama seperti APBN 2013 lantaran melihat kebijakan penaikan harga BBM subsidi pada akhir Juni lalu dapat menekan konsumsi BBM. Namun, hingga saat ini belum ada evaluasi terkait dampak penaikan harga BBM subsidi tersebut.
"Realisasi konsumsi BBM tahun ini bagaimana, baru kita bisa melihat proporsional konsumsi BBM tahun depan. Hingga sekarang efek dari kenaikan BBM belum dievaluasi," jelasnya.
Jika konsumsi BBM akhir tahun di bawah kuota, ia menilai ada beberapa kemungkinan, yakni secara psikologis masyarakat menghemat pemakaian BBM subsidi pascapenaikan harga serta kemungkinan berkurangnya penyelundupan. Seperti diberitakan, Badan Anggaran DPR dan pemerintah menyepakati besaran subsidi BBM tahun fiskal 2014 sebesar Rp210,74 triliun dalam rapat panitia kerja RAPBN 2014. (Ayomi Amindoni)
Editor: Wisnu AS