Jumat, 27 September 2013

Home » METRO TV NEWS: Obligasi Indonesia Paling Jeblok di Asia

,
METRO TV NEWS
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com 
Want new traffic sources?

Download a copy of our complimentary eBook today, and read about sources that most marketers are not aware of.
From our sponsors
Obligasi Indonesia Paling Jeblok di Asia
Sep 26th 2013, 15:45

Metrotvnews.com, Jakarta: Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank/ADB melaporkan performa pasar obligasi berdenominasi mata uang lokal di negara-negara Asia Timur dan Tenggara berisiko memburuk dengan potensi pengetatan likuiditas global. Laporan Asian Bond Monitor ADB memperlihatkan keuntungan obligasi asal Indonesia di tangan investor asing pasar sekunder sepanjang Januari-Juli 2013 tahun ini turun paling besar dibanding negara lain.

Keuntungan obligasi Indonesia turun 17,8 persen di tangan investor sekunder yang tidak melakukan lindung nilai valas (unhedged) seiring dengan turunnya harga SBN dan naiknya yield. Keuntungan secara umum turun 12,3 persen.

Penurunan itu jauh lebih parah daripada data indeks obligasi di Asia Pasifik yang menunjukkan keuntungan pemegang obligasi di pasar sekunder turun 3,5 persen. Dibandingkan negara tetangga Filipina, obligasi Indonesia kalah menguntungkan karena keuntungan investor obligasi, juga unhedged, di Filipina justru naik 7,5 persen.

Kondisi berpotensi memburuk di paruh kedua tahun ini. "Pasar obligasi Asia dan pemegangnya dalam posisi lebih baik daripada krisis 1997-1998. Namun, proyeksi ke depan akan ada masa sulit," ungkap Kepala Kantor ADB untuk Integrasi Ekonomi Kawasan dalam siaran pers yang diperoleh Media Indonesia, Kamis (26/9). "Tantangannya apabila kawasan ini bisa berjalan dengan biaya penerbitan obligasi yang lebih mahal dan turunnya harga aset yang bisa memengaruhi neraca korporasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi."

Laporan tersebut juga menyebutkan kebanyakan pemerintah di kawasan gagal memanfaatkan periode murahnya obligasi untuk membiayai pembangunan infrastruktur yang penting. Ini berpengaruh langsung pada pertumbuhan dan pengurangan kemiskinan ke depan. Padahal, ADB memperkirakan Asia butuh pendanaan infrastruktur setidaknya 8 triliun dolar AS dalam periode 2010-2020 demi mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang pesat. (Gayatri)


Editor: Wisnu AS

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions