Metrotvnews.com, Nusa Dua: Menteri ESDM Jero Wacik saat tampil sebagai pembicara di Kampus Universitas Udayana Denpasar, Minggu (29/9), mengatakan, anggota APEC mengaku listrik selalu menjadi masalah serius.
"Hampir semua Menteri Energi di seluruh anggota APEC mengelukan hal yang sama. Konsumen meningkat setiap hari. Sementara stok sangat terbatas. Jumlah pembangkit yang menggunakan BBM juga semakin menipis dan harganya terus meningkat," ujarnya.
Menurut Wacik, hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Di Indonesia, konsumen listrik terus meningkat setiap tahun. Barisan penunggu sambungan listrik juga terus meningkat. Sementara stoknya terus menipis.
Berhadapan dengan situasi tersebut, Indonesia sudah mendorong seluruh anggota APEC untuk segera melakukan inovasi energi listrik.
"Sebagai tuan rumah dan pimpinan pertemuan para menteri energi APEC, Indonesia sudah mendorong agar seluruh negara segera melakukan inovasi energi terutama energi listrik karena sumber energi listrik dari BBM terus menipis dan suatu saat pasti akan habis," ujarnya.
Inovasi yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, perlu segera mungkin mengembangkan energi baru dan terbarukan.
"Seluruh menteri energi anggota APEC sepakat untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan secara masif dan segera. Tujuannya untuk menjaga ketahanan energi dan memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Indonesia juga melakukan hal yang sama. Saat ini Indonesia sedang melakukan berbagai langkah untuk mengadakan energi baru dan terbarukan.
Beberapa sumber energi baru dan terbarukan antara lain tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, panas bumi atau geothermal dan sebagainya.
Potensi energi baru dan terbarukan sangat besar di Indonesia. Semua energi tersebut sangat mudah, murah, dan sangat efektif. Setelah dihitung-hitung, ternyata energi baru dan terbarukan sangat murah.
Bila energi listrik menggunakan energi baru dan terbarukan maka pemakainnya sangat hemat yakni rata-rata hanya 10 sen dolar per hari. Sementara bila menggunakan energi dari BBM, maka penggunaan bisa mencapai 40 sen dolar per hari bahkan lebih.
Kedua, perlu budayakan hemat energi. Budaya hemat energi sangat penting agar hemat. Budaya hemat energi bisa dilakukan oleh siapa pun, dimana pun, dan dalam keadaan apa pun.
Tindakan hemat energi ini perlu dibudayakan karena paling mudah dan murah serta gampang dilakukan.
"Masa kalau keluar rumah, matikan lampu tidak bisa. Kalau tidak nonton TV, matikan TV juga tidak bisa. Ini kan sudah keterlaluan. Tentu orang berpikir, listrik ini listrik saya, TV ini TV saya, AC ini AC saya. Saya juga yang bayar. Betul, engkau yang bayar, tetapi negara yang menyiapkan energi tersebut sangat sulit. Harus keluarkan banyak uang, tenaga, dan waktu. Bila semua orang hemat, maka negara akan semakin ringan bebannya," ujarnya. (Arnoldus Dhae)
Editor: Asnawi Khaddaf
