Jumat, 27 September 2013

Home » METRO TV NEWS: Bahan Bakar Nabati Perlu Subsidi Lebih Besar

,
METRO TV NEWS
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com 
Manage your social media

Best social media tool for image publishing to Facebook and Twitter. Look amazing and delight your followers. Get 40% off when you sign up today.
From our sponsors
Bahan Bakar Nabati Perlu Subsidi Lebih Besar
Sep 27th 2013, 09:04

Metrotvnews.com, Banjarbaru: Terkait dengan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan, bahan bakar nabati (BBN) yang ramah lingkungan lebih unggul daripada bahan bakar minyak (BBM).

Namun, di Indonesia penggunaan BBN masih minim karena harganya yang lebih mahal daripada BBM.

Pemerintah perlu meningkatkan subsidi untuk BBN. Hal itu bisa dilakukan dengan mengurangi subsidi BBM untuk dialihkan ke BBN.

Demikian dikatakan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta saat membuka rapat koordinasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Penguatan Sistem Inovasi Daerah se-Kalimantan, di Banjarbaru, Kalsel, Jumat (27/9).

Acara yang bertajuk Membangun Infrastruktur Energi Bagi Pengembangan Industri Berbasis Sumberdaya Lokal itu dihadiri sekitar 200 peserta dari unsur pemerintah daerah, akademisi, dan sejumlah lembaga.

"Di sisi hulu, kita tidak ada masalah. Produksi CPO (crude palm oil/minyak sawit mentah) kita nomor satu di dunia. Kita juga punya teknologi dan SDM (sumber daya manusia) untuk mengubah CPO menjadi BBN seperti biosolar. Kendalanya di hilir, harga BBN kita lebih mahal daripada BBM sehingga pemakaian BBN dinilai tidak ekonomis," jelas Menristek.

Menurutnya, dalam sejumlah pertemuan dengan Dewan Energi Nasional dan pihak terkait lainnya, pihaknya sudah

mengusulkan agar subsidi untuk BBM dialihkan ke BBN. Saat ini, dengan subsidi sekitar Rp3000 per liter, harga BBN Rp10 ribu per liter, lebih tinggi daripada BBM yang dengan subsidi Rp5000 per liter bisa diperoleh dengan harga Rp6.500 per liter.

Ia menegaskan, penggunaan BBN perlu terus dikembangkan karena sifatnya yang bisa diperbaharui dan potensi BBN kita yang besar. Hal itu berbeda dengan BBM yang cadangannya kian menipis.

"Kemenristek siap mendukung pengembangan BBN terutama dari sisi SDM dan iptek.''

Tak hanya mendukung BBN, Kemenristek juga mendorong penggunaan energi nuklir melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

"Kejadian seperti yang menimpa PLTN Fukushima di Jepang tidak perlu dikhawatirkan. Teknologi sudah semakin maju sehingga PLTN saat ini lebih terjamin keamanannya. Lagipula, bencana di Fukushima itu disebabkan oleh tsunami, bukan karena nuklirnya," paparnya.

Ia bercerita pernah memasuki sebuah goa di Kalbar yang kaya akan uranium, salah satu bahan baku energi nuklir. Alat pendeteksi uranium yang dibawanya terus berbunyi, menandakan tingginya kandungan uranium di situ.

"Di tempat itu saja potensi uraniumnya sekitar 20 ribu ton. Belum lagi di tempat lain. Kita punya potensi besar yang harus dimanfaatkan."

Banyak keuntungan bisa didapat dari energi nuklir. Sebagai gambaran, lanjut Menristek, satu gram uranium mampu menghasilkan satu megawatt listrik. Sementara, jika memakai batubara dibutuhkan ribuan ton batubara untuk menghasilkan energi listrik setara itu.

"Lebih boros. Belum lagi polusi akibat pembakaran batubara," imbuhnya.

SDM lokal Terkait dengan posisi Kalimantan dalam MP3EI yang diplot sebagai lumbung energi dan pangan, Menristek mendorong agar pihak-pihak terkait menyiapkan SDM asli Kalimantan untuk mengelola sumber-sumber energi dan pangan yang ada di pulau terbesar Indonesia itu.

"Jangan sampai putra daerah hanya jadi penonton," ujarnya mengingatkan.

Kemenristek selama ini memfasilitasi pengembangan SDM bidang iptek antara lain melalui pemberian beasiswa, dana penelitian, dan dana pelatihan.

Pada kesempatan sama, Deputi Kemenristek Bidang Jaringan Iptek Agus Rusyana Hoetman mengingatkan pentingnya mengembangkan sumberdaya lokal dalam pembangunan.

"Penggunaan sumberdaya lokal akan membawa kita pada efisiensi," pungkasnya. (Enny Kartinah)


Editor: Asnawi Khaddaf

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions