Kamis, 24 Juli 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: Punya Presiden Baru, Rupiah Masih Tertahan

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
Subscribe to Bloomberg Businessweek

Get Bloomberg Businessweek for 84% off what others pay on the newsstand - that's like getting 38 complimentary issues! Sign up today.
From our sponsors
Punya Presiden Baru, Rupiah Masih Tertahan
Jul 24th 2014, 06:00, by Siska Amelie F Deil

Liputan6.com, Jakarta - Kemenangan Joko Widodo (Jokowi) diprediksi dapat memperkuat nilai tukar rupiah. Kenyataannya, sejak Jokowi terpilih sesuai penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dua hari lalu, nilai tukar rupiah belum menunjukkan penguatan signifikan.

Bahkan data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Kamis (24/7/2014), menunjukkan rupiah bergerak melemah ke level 11.531 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Nilai tukar rupiah tercatat mengalami koreksi sebesar 33 poin dari perdagangan sebelumnya.

Data valuta asing (valas) Bloomberg, juga menunjukkan rupiah dibuka melemah di level 11.562 per dolar AS hari ini. Meski kemudian rupiah berfluktuasi melemah dan masih bergerak di kisaran 11.512 - 11.563 per dolar AS.

Ekonom Dian Ayu menilai, dugaan pasar yang kuat mengenai kemenangan Jokowi telah mengantarkan rupiah menguat secara perlahan sejak beberapa hari sebelum pengumuman KPU.

Kondisi tersebut membuat rupiah tidak mengalami penguatan signifikan meski Jokowi menjadi presiden terpilih dan memenuhi ekspektasi pasar.

"Pasar sudah menduga Jokowi akan menang sebelumnya. Lalu kubu calon presiden nomor satu Prabowo juga tidak mau menerima hasil perhitungan KPU karena dianggap penuh kecurangan. Jadi status politik juga masih belum jelas," terangnya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Tak hanya faktor politik, Dian juga menjelaskan faktor fundamental ekonomi yang masih belum membaik. Bahkan defisit transaksi berjalan Indonesia yang akan diumumkan pada Agustus.

"Nanti setelah lebaran kan ada rilis produk domestik bruto dan defisit transaksi berjalan. Prediksi agak jelek ya sekitar 4 persen dari PDB," kata dia.

Menurut Dian, pembengkakan defisit tersebut lebih banyak dipicu faktor seasonal seperti pembayaran dividen, liburan siswa dan lebaran yang membuat impor cenderung tinggi.

Ke depan, dia memprediksi hingga akhir tahun rupiah tidak akan menguat tertalu besar. Pasalnya, pemerintah memerlukan pelemahan tersebut untuk mengendalikan impor dan mengecilkan angka defisit transaksi berjalan. (Sis/Nrm)

(Nurmayanti)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions