Minggu, 25 Agustus 2013

Home » Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com: Bahan baku naik, pengusaha batik tulis menjerit

,
Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com
// via fulltextrssfeed.com 
Bahan baku naik, pengusaha batik tulis menjerit
Aug 25th 2013, 04:17

Bahan baku naik, pengusaha batik tulis menjerit

Akrom Hazami

Minggu,  25 Agustus 2013  −  11:17 WIB

Bahan baku naik, pengusaha batik tulis menjerit

ilustrasi/ist

Sindonews.com - Perajin atau pengusaha batik tulis mulai mengeluhkan naiknya harga bahan baku. Saat ini harga bahan baku batik naik drastis. Kenaikan harga bahan baku membuat mereka menjerit.

Salah satu dampak itu adalah sulitnya pemasaran. Mereka kesulitan memasarkan dengan harga yang sesuai dengan kenaikan harga bahan baku. Maka tidak sedikit dari mereka yang memasarkan dengan harga yang lebih rendah.

Diketahui, harga bahan baku mori saat ini Rp40.000 per potong. Per potong kain mempunyai ukuran panjang 2 meter. Harga kain mori semula mencapai Rp33 ribu sampai Rp35 ribu. Harga bahan baku malam semula Rp21 ribu sampai Rp22 ribu per kg. Kini, harga bahan baku malam mencapai Rp24 ribu sampai Rp25 ribu per kg.

Selain itu, harga bahan baku pewarna saat ini Rp9 ribu untuk setiap seperempat ons. Harga itu naik Rp3 ribu dari sebelumnya harga pewarna Rp6 ribu.

Salah satu perajin batik tulis di Kelurahan Kalinyamat Wetan di Kecamatan Tegal Selatan, Suharti mengaku, harga batik saat ini Rp150 ribu per lembar kain. Harga itu merupakan harga saat bahan baku belum naik. Jika disesuaikan dengan harga sesuai kenaikan bahan baku bisa mencapai Rp170 ribu per lembar kain.

"Kalau harganya tetap Rp170 ribu, banyak pelanggan yang tidak mau. Pelanggan tetap mau membeli dengan harga Rp150 ribu per lembar," katanya di Kota Tegal, Sabtu (24/8/2013).

Dengan harga itu, perajin hanya mendapatkan keuntungan tipis. "Mau bagaimana lagi. Lebih baik bertahan seperti itu daripada tidak laku," ujarnya.

Dampak lainnya adalah berkurangnya pembeli. Dulu sebelum adanya kenaikan, setiap pekan lebih dari tiga orang pemesan batik tulis. Dengan setiap pemesanannya rata-rata tiga lembar kain batik. "Sekarang, rata-rata setiap pekan 2-3 orang.

Hal sama juga dikeluhkan Nining Supartin, perajin batik dari Randugunting sekaligus pemilik gerai batik Maudy Collection. Menurut dia, sebelum lebaran harga bahan baku naik sekitar 5-10 persen.

Malam yang biasanya dibeli seharga Rp14 ribu per kg naik menjadi Rp15 ribu per kg, sedangkan yang kualitasnya lebih bagus naik dari Rp26 ribu per kg menjadi Rp30 ribu per kg. Sementara, pewarna Igosol yang tadinya Rp240 ribu per kg sekarang menjadi Rp280 ribu per kg.

"Untuk mori yang tadinya Rp12.500 per yard (90 cm) sekarang naik menjadi Rp13.500 per kg," sebutnya.

Nining mengakui, kenaikkan harga bahan baku mengakibatkan biaya produksi bertambah, sehingga terpaksa menaikkan harga jual kain batik tulis maupun cap, yakni 5-10 persen dari harga biasa.

Untuk menghemat biaya produksi, sementara dia tidak mempekerjakan pekerja borongan, yang biasanya dipekerjakan membuat batik kombinasi cap dan tulis.

"Saat ini hanya karyawan tetap atau harian yang dipekerjakan, jumlahnya ada enam orang. Pekerja borongan sementara distop dulu, sembari menunggu harga bahan baku stabil. Mereka akan kembali bekerja setelah ada pesanan," jelasnya.

Dia menyebutkan, saat ini berusaha mengoptimalkan bahan-bahan yang masih ada untuk berproduksi. Usai Lebaran penjualan kain batik di gerainya justru meningkat. Banyak warga Kota Tegal yang akan kembali ke luar kota membeli kain batik untuk oleh-oleh. "Alhamdulillah omzet naik 50 persen dari hari biasa," tuturnya.

(izz)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions