Target ekspor AS diperkirakan gagal tercapai
Sabtu, 3 Agustus 2013 − 16:30 WIB
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Sindonews.com - Presiden Barack Obama telah menetapkan target menggandakan ekspor Amerika Serikat (AS) dalam jangka waktu lima tahun. Namun, baru 18 bulan berjalan menuju 2015, target itu diperkirakan akan tergelincir di luar jangkauan Gedung Putih.
Pertumbuhan manufaktur AS yang hangat, ekonomi global lemah dan dolar AS lebih kuat, membuat ekonomi terbesar di dunia itu sulit menjual barang dan jasa ke luar negeri.
Ekspor bulanan sebagian besar tahun ini stagnan. Ini dilihat hanya 6.000 pekerjaan baru yang tercipta di sektor manufaktur pada Juli (berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS).
"Tujuan nilai ekspor dua kali lipat semakin sulit dicapai, tidak mudah. Kami benar-benar mundur, tidak membuat kemajuan," kata Alan Tonelson, peneliti Bisnis dan Dewan Industri AS, yang mewakili sekitar 2.000 perusahaan manufaktur, seperti dilansir dari Washington Post, Sabtu (3/8/2013).
Obama dan pejabat pemerintahannya menetapkan target 7,2 juta lapangan pekerjaan, 500.000 di antaranya dari sektor manufaktur, pada Maret 2010, atau dua bulan setelah menetapkan target ekspor.
"Selama empat tahun terakhir, untuk pertama kalinya sejak 1990-an, jumlah pekerjaan manufaktur belum turun. Ini sudah naik. Sekarang kita harus membangun kemajuan itu," kata Obama, menanggapi situasi yang ada.
Sebenarnya, jumlah pekerjaan manufaktur secara keseluruhan telah berubah selama 12 bulan terakhir. Namun, kurangnya kemajuan signifikan menggarisbawahi betapa sulitnya mencapai tujuan menggandakan ekspor AS pada tahun depan.
Obama pun telah mengusulkan menurunkan pajak penghasilan badan dari 35 persen menjadi 28 persen, sebagai insentif khusus bagi produsen. Bahkan, dia akan menetapkan tingkat 25 persen untuk perusahaan yang membawa pekerjaan kembali ke Amerika.
(
dmd)
