Menteri Keuangan M Chatib Basri. (Foto: Okezone) JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional, Standard and Poors (S&P) menyebutkan, credit rating Indonesia masih berada pada outlook BB+/stable. S&P juga berkeyakinan kebijakan ekonomi Indonesia yang berkesinambungan akan tetap terjaga pasca-pemilihan presiden pada Juli 2014.
Dengan demikian, S&P menjadi satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum mengakui bahwa Indonesia berada di level investment grade. Meski demikian, Menteri Keuangan Chatib Basri tidak khawatir dengan langkah S&P tersebut.
Menurut Chatib, S&P memang ketat terhadap level rating utang tersebut. Meski demikian, dia menilai kondisi Indonesia yang sempat menunjukkan penurunan tidak menjadikan prospek Indonesia menjadi negatif.
"Sebelumnya kan ada kekhawatiran, bahwa dengan kondisi seperti ini, mereka revised kita. Tapi buktinya mereka lihat reaffirm, dan mereka anggap soal fiskalnya juga baik kan dan makroeconomy policy juga baik. Mudah-mudahan begitu," kata dia di kantornya, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Selasa (29/4/2014).
Meski demikian, dia berharap ke depannya S&P akan berbaik hati menaikkan rating utang Indonesia, mengingat kondisi perekonomian Indonesia semakin membaik. "Enam bulan lalu saya bisa memanage saja itu sesuatu yang bagus," tambah dia.
Chatib menilai, S&P akan tetap menyoroti kebijakan energi di Indonesia. Namun, S&P nampaknya masih menilai langkah yang dilakukan pemerintah sudah cukup baik. "Statemen mereka justru strong fiscal policy kan," katanya.
Di sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berpotensi mendongkrak utang swasta. Namun, Chatib melihat hal ini belum mengkhawatirkan. "Tetapi tetap di monitor," katanya.
(Maesaroh/Koran SI/mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda. 
