Nanang Wijayanto
Senin, 28 April 2014 − 18:04 WIB
Facebook
Twitter
Google+
Pinterest
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Sindonews.com - Ketua Asosiasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia Siggih Widagdo mengatakan, saat ini tren penurunan harga batu bara membuat laba bersih emiten turun hingga 25 persen. Sehingga, berpotensi menutup perusahaan tambangnya.
Dampak ini sangat dirasakan bagi perusahaan tambang yang memproduksi kalori rendah. "Perusahaan menengah dengan kalori rendah pasti akan tutup," kata dia di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dia memastikan perusahaan tambang batu bara skala menengah dengan kalori rendah dipastikan melakukan efisiensi di segala elemen untuk tetap bertahan. Tapi dengan harga batu bara yang terus turun potensi tutupnya semakin besar.
Pihaknya memperdiksi penurunan harga batu bara akan terjadi pada 2015. Jika saat ini berada dikisaran USD73 per ton maka tahun depan diperkirakan masih di bawah USD90 per ton.
Sementara, Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memperkirakan Harga Acuan Batubara (HBA) pada kuartal II/2014 diprediksi berada pada level USD73-USD75 per ton atau lebih rendah dibanding Kuartal I/2014.
Rata-rata harga batu bara kuartal I/2014 mengalami penurunan menjadi USD77,42 atau turun sebesar 13 persen di banding periode yang sama di 2013 sebesar USD89,00 per ton.
Direktur Eksekutif APBI, Supriatna Suhala mengatakan, kondisi pasar batu bara yang masih oversuply menjadi sentimn negatif bagi harga batu bara. Di sisi lain, banyak pelaku banyak pelaku tambang batu bara yang memproduksi batu bara dengan kadar kalori rendah.
"Kita perlu was-was dengan kondisi seperti ini jika harga batu bara turun terus bisa default terutama bagi perusahaan-perusahaan penambang batubara kalori rendah," pungkasnya.
(izz)
views: 83xThis entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.