Achmad Zulfikar Fazli - 30 April 2014 17:10 wib
Aktivis 98--Metrotvnews.com/Achmad Zulfikar Fazli
Metrotvnews.com, Jakarta: Aktivis 98 yang tergabung dalam Perhimpunan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) kembali menyuarakan penolakan terhadap pencapresan Prabowo Subianto. Menurut salah satu aktivis, Rizky Octavian, sampai saat ini belum ada pertanggungjawaban yang diberikan Prabowo Subianto terhadap hilangnya aktivis 98.
"Intinya kita menolak pencapresan Prabowo," kata Rizky Octavian, di Kantor LBH, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (30/4/2014).
Dia mengatakan pihaknya akan melakukan kegiatan sosialisasi ke seluruh pelosok daerah terutama kepada pemilih pemula, terkait rekam jejak dari seorang Prabowo Subianto. Karena pemilih pemula tidak mengetahui sejarah kelam yang dilakukan Prabowo saat menjabat Danjen Kopasus.
"Kita akan membuka Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) di seluruh provinsi, kita akan mengajak diskusi kepada pemimpin pemula, melalui pesan singkat memberikan gambaran masa kelam Prabowo Subianto. Kita mengajak untuk menolak," cetus dia.
Menurutnya, Pena 98 tidak akan memberikan bukti data-data nyata kepada pemilih yang belum mengetahui pelanggaran hak asasi manusia Prabowo. Tetapi mereka akan meminta kepada para pemilih pemula untuk melihat semua rekam jejak kepada media yang sudah lama merekam kejadian ini.
"Bukti banyak, tinggal kita suruh mereka googling, media sudah 16 tahun mengangkat ini tidak mungkin semuanya sudah hilang," ujarnya.
Dia mengatakan penolakan ini akan terus berlanjut sebelum Prabowo memberikan penjelasan terkait kasus penculikan yang menimpa para aktivis 98, meskipun suatu saat Prabowo terpilih sebagai Presiden.
"Kita hanya minta bukti dimana kawan kami yang diculik, kalau sudah tewas dimana dikuburkannya. Hanya itu saja, kita butuh penjelasan itu supaya kita tahu," tandas dia.
Pernyataan sikap Pena 98 ini di hadiri beberapa para aktivis 98 yang mengalami tragedi tersebut antara lain aktivis dari Sumatera Selatan Rizky Octavian, aktivis dari Jambi Y. Zuartiman, aktivis dari Lampung M. Arsyat, aktivis dari DKI Jakarta Roy Simanjuntak, aktivis dari Sulawesi Selatan Hasbi Lodang, aktivis dari Sulawesi Tenggara Hartono, aktivia dari Sulawesi Tengah Aim K Labuangsa dan aktivis dari Maluku Arnold Thenu.
Laela Zahra
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
