Selasa, 29 April 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: El-Nino dan Kenaikan Tarif Listrik Pengaruhi Inflasi Jatim

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
Subscribe to Bloomberg Businessweek

Get Bloomberg Businessweek for 84% off what others pay on the newsstand - that's like getting 38 complimentary issues! Sign up today.
From our sponsors
El-Nino dan Kenaikan Tarif Listrik Pengaruhi Inflasi Jatim
Apr 29th 2014, 12:01, by Dian Kurniawan

Musim kemarau akan menyusutkan debit air di irigasi persawahan sehingga petani kesulitan memperoleh pasokan air dan mengganggu tanaman.

Liputan6.com, Surabaya - Perkiraan musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya (El Nino) diprediksi melanda Jawa Timur pada kuartal III-IV tahun ini.

Namun, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim mengatakan hal itu tidak akan mempengaruhi kelancaran produksi khususnya tanaman pertanian padi.

Rendahnya dampak El Nino tersebut karena manajemen pengelolaan air yang sudah relatif baik di Jatim. TPID Jatim memperkirakan kenaikan inflasi dampak El-Nino sangat rendah.

"Hanya berkisar antara 0,03% hingga 0,06%," tutur Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, Dwi Pranoto, Selasa (29/04/2014).

Dampak kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) industri diperkirakan juga tidak berpengaruh signifikan menekan inflasi Jatim hanya 0,08% sampai 0,14%.

Kondisi ini tercermin dari klasifikasi Industri Menengah khususnya pada Perusahaan Terbuka berkapasitas lebih dari 200 kVA dan Industri Besar berkapasitas lebih dari 30.000 kVA yang hanya mencapai sekitar 14,33% dari total penggunaan tenaga listrik di Jatim.

"Sementara juga ada tantangan yang patut diwaspadai dalam dua hingga tiga bulan ke depan adanya potensi kenaikan inflasi faktor musiman yaitu Bulan Ramadhan dan Lebaran," ujarnya.

TPID Jatim menghimbau para pelaku usaha agar mengantisipasi peningkatan permintaan dengan menyediakan pasokan yang cukup. Apabila kondisi ini dapat dicapai, target inflasi sekitar 5% pada tahun 2014 ini dapat dicapai.

Dwi menuturkan, Rapat Koordinasi Wilayah TPID juga melakukan evaluasi terhadap perkembangan inflasi di Jatim sampai dengan Maret 2014, yang secara tahunan mencapai 6,59%, lebih rendah dibandingkan nasional 7,32%.

Tekanan inflasi di Jatim lebih didorong kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit, beras dan bawang putih serta kenaikan transportasi angkutan udara.

Namun kenaikan tersebut dapat ditahan dengan menurunnya harga komoditas volatile foods lainnya seperti telur, daging ayam ras, cabai merah dan tomat sayur.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
musim kemarau.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions