Inflasi tinggi, rupiah makin tertekan
J Erna
Kamis, 1 Agustus 2013 − 16:14 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini kembali tertekan di tengah keberhasilan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan posisinya si zona hijau.
Posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Kamis (1/8/2013) melemah 10 poin dari Rp10.278 per USD pada Rabu (31/7/2013) menjadi Rp10.288 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah terdepresiasi sebanyak 14 poin dari level Rp10.257 per USD pada hari kemarin menjadi Rp10.271 per USD di sore ini.
Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup melemah 5 poin dari level Rp10.270 per USD menjadi Rp10.275, dengan kisaran harian Rp10.280-Rp10.283 per USD.
Head of Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti menuturkan, nilai tukar rupiah terhadap USD hari ini dipengaruhi data makro ekonomi, yakni inflasi Juni yang melonjak tinggi mencapai 3,29 persen sebagai dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubisdi dan inflasi musiman di bulan Ramadan.
Di samping itu, kinerja ekspor dan impor yang tak mengembirakan seiring dengan makin lebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia bulan Juni dibanding bulan sebelumnya makin memberi tekanan terhadap mata uang domestik. Defisit neraca perdagangan Indonesia pada Juni tercatat USD846,5 juta.
(
rna)