OJK siapkan strategi tahan investor
Hafid Fuad
Minggu, 11 Agustus 2013 − 11:00 WIB
Ilustrasi/Ist
Sindonews.com - Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan untuk menjaga investor lokal dan asing untuk terus tertarik berinvestasi di pasar modal Indonesia. OJK akan menyiapkan beberapa strategi untuk mencegah dana asing keluar dari pasar modal Indonesia seperti yang terlihat dalam aksi jual investor asing sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dalam kondisi stabil.
Anggota Dewan Komisioner Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan, pasar modal Indonesia perlu menjaga good governance sehingga lebih terpandang. Kemudian juga perlu melakukan pendalaman pasar.
"Kami akan terus memberikan produk terbaik bagi para investor namun jika saat ini ada beberapa investor yang melakukan penyesuaian pilihan saham di dalam portofolionya maka itu hak pilihan investor sendiri. Kami hanya berupaya menarik minat investasi mereka di pasar modal kita," ujar Nurhaida saat ditemui di gedung BEI akhir pekan lalu.
Lebih lanjut Nurhaida mengatakan, ketika investor asing melakukan adjustment portofolio dan akan menarik dananya, maka strategi ini bisa dapat menahan hal tersebut. Jadi OJK akan terus mengembangkan pasar modal untuk menarik perhatian investor tersebut.
"Yang paling penting di pasar modal itu perlakuan yang adil. Itulah perlakuan kita supaya pasar kita lebih dipercaya investor. Likuiditas terjaga baik, dan ini tergantung kondisi pasar dan investor," ujarnya.
Nurhaida juga mengatakan, akan mendorong beberapa perusahaan milik negara (BUMN) untuk dapat melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Sehingga nantinya dapat meramaikan perdagangan di pasar modal Indonesia.
"Kami juga selalu membicarakan ketertarikan perusahaan BUMN untuk masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Selalu kami upayakan sehingga nantinya bisa menambah nilai total emisi IPO. Namun memang ini kewenangan dari Kementerian BUMN," terangnya.
Sepanjang tahun ini, OJK telah memberikan pernyataan efektif bagi 19 perusahaan yang melakukan IPO. Saat ini, pihaknya tengah memproses izin lima perusahaan yang ingin melakukan IPO di semester dua nanti.
Nurhaida mengaku pihaknya terus memberikan pengetahuan kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) demi memperbanyak BUMN yang mencatatkan sahamnya di lantai bursa. "Kita melihat BUMN dalam arti penting, karena BUMN yang masuk biasanya diminati oleh investor," katanya.
Menurutnya, sudah ada beberapa BUMN yang sudah pantas untuk melakukan IPO. Hal ini terlihat dalam kinerja keuangannya selama tiga tahun berturut turut yang mengalami peningkatan.
"Kita lihat ada yang sudah pantas, tapi BUMN untuk go public ada pertimbangan dan prosesnya. Ini tergantung keputusan Kementerian BUMN," ujar dia.
Lebih lanjut Nurhaida mengatakan, saat ini OJK belum memikirkan untuk merampingkan proses BUMN untuk IPO. Menurutnya, karena hal tersebut langkah yang harus dilewati. "Itu memang sudah prosesnya, BUMN juga harus ada persetujuan DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), " ujarnya.
Kondisi IHSG ditutup menguat 0,35% ke level 4.640,78 pada perdagangan sebelum masuk libur panjang Lebaran. Investor asing tercatat cukup besar melakukan aksi jual mencapai Rp818,6 miliar selama perdagangan. Namun, IHSG melemah tipis 0,38 persen dalam sepekan dari penutupan perdagangan saham Jumat (26/7/2013) di level 4.658,87, dan ditutup ke level 4.640,78 pada perdagangan saham awal Agustus ini.
Pada pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp1,27 triliun. Meskipun begitu, asing masih melakukan aksi beli mencapai Rp5,42 triliun. Investor asing mencatatkan aksi beli pada 30 Juli 2013 mencapai Rp2,08 triliun, dan kembali melakukan aksi beli mencapai Rp3,32 triliun pada penutupan perdagangan.
(
gpr)
