Jelang libur, IHSG berpotensi diserang profit taking
Dana Aditiasari
Jum'at, 2 Agustus 2013 − 08:20 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak kurang begitu leluasa terimbas aksi ambil untung (profit taking) investor yang ingin mengamankan asetnya jelang libur panjang Lebaran.
"Sesi perdagangan tinggal satu hari, meski di luar sentimennya positif, namun karena adanya aksi mengamankan portofolio jelang libur Lebaran membuat IHSG masih akan variatif dengan kecenderungan naik tipis," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (2/8/2013).
Lebih lanjut Reza memproyeksikan, IHSG akan berada pada support 4.586-4.615 dan resistance 4.640-4.654.
Berpola menyerupai hammer di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD masih bergerak turun dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih menjauhi area overbought.
"Terjungkal dengan adanya sentimen negatif dalam negeri membuat IHSG lebih banyak berada di kisaran target support (4.588-4.602) dan gagal mendekati target resisten 1 (4.635)," sambung dia.
Menilik perdagangan kemarin, seperti yang disampaikan sebelumnya dimana sentimen masih akan bervariatif mempengaruhi IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG cenderung bergerak sideways. Sentimen dari The Fed yang belum berencana mengurangi stimulusnya membuat pasar kembali mengalami rebound.
Sempat mengalami penurunan karena shock therapy pasca dirilisnya lonjakan inflasi yang di atas estimasi dan masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia, namun di akhir sesi IHSG mampu kembali berada di zona hijau seiring kembali positifnya bursa saham Asia karena rilis data-data ekonomi.
"Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.632,43 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4.592,09 (level terendahnya) di akhir sesi 1 dan berakhir di level 4.610,38," papar dia.
Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik dengan terbantukan transaksi nego saham IMAS senilai Rp2,87 triliun sebanyak 529,21 lot saham. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Bursa saham Asia mayoritas kompak menghijau setelah dirilis kenaikan indeks NBS manufacturing PMI China dan kenaikan trade balance Korea Selatan meskipun nilai ekspornya menurun.
Penguatan bursa saham Asia juga terimbas dari keputusan The Fed yang mempertahankan program pembelian obligasi. Meskipun rilis data foreign bond investment Jepang menurun namun, Nikkei tetap positif karena terbantukan dengan pelemahan nilai yen nya.
(
rna)