Rupiah dan IHSG bakal anjlok lebih dalam
Dana Aditiasari
Senin, 19 Agustus 2013 − 16:30 WIB
Ilustrasi
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memproyeksikan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) masih akan terus tertekan sebagai imbas atas melemahnya fundamental perekonomian Indonesia.
Membaiknya ekonomi AS, seperti rilis klaim pengangguran yang lebih baik dari estimasi dan stabilnya angka inflasi AS menguatkan investasi kepada mata uang USD, yang pada akhirnya mengakibatkan meningkatkan permintaan USD di masyarakat.
Seolah belum cukup, kondisi tertsebut juga diperparah dengan defisit neraca perdagangan yang terus melebar.
"Dari awal tahun kondisinya memang kurang mendukung. Masih ingat sama inflasi waktu itu yang cukup tinggi. Sementara, nilai rupiah akan anjlok lagi karena ada penurunan pada cadangan devisa sebesar USD92,7 miliar pada Juli 2013 serta eskpektasi melebarnya defisit neraca berjalan RI sebesar USD9 miliar," kata dia, Senin (19/8/2013).
Sebelumnya level psikologis Rp10.400 per USD sudah ditembus. Sementara level yang akan dites, menurut dia, pada level Rp10.550.
"Seharusnya kalau bisa bertahan di level itu, rupiah masih potensi kembali menguat, tapi karena sudah tertembus lagi, maka level selanjutnya akan kembali diuji," tutup dia.
Akibat melemahnya rupiah, dia menuturkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga akan terseret.
"Asumsi akan tingginya permintaan USD tersebut membuat para investor mulai berfikir mengalihkan investasinya yang semula dalam bentuk rupiah menjadi dolar, sehingga dampaknya IHSG juga mengalami pelemahan," kata Reza.
Sore ini, IHSG berakhir ambruk 255,14 poin atau 5,58 persen ke level 4.313,52 akibat tekanan jual asing. Pelemahan sore ini merupakan yang paling dalam dibanding Bursa kawasan Asia lainnya.
Pelemahan terjadi sejak pagi tadi, yang dibuka kembali melemah 34,34 poin atau 0,75 persen ke level 5.532,11. Pelemahan bertambah parah pada akhis sesi I, dimana IHSG terjungkal 175,34 poin atau 3,84 persen ke level 4.393,31.
Sementara, nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Senin (19/8/2013) berada di level Rp10.451 per USD, melemah 59 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp10.392 per USD.
Sementara data Bloomberg mencatat bahwa kurs rupiah terdepresiasi signifikan sebanyak 103 poin ke level Rp10.430 per USD pada penutupan sore ini dibanding hari sebelumnya Rp10.533 per USD. Sedangkan berdasarkan data yahoofinance, mata uang domestik ditutup di melemah 50 poin dari level Rpp10.365 per USD menjadi Rp10.415 per USD, dengan kisaran harian Rp10.490-Rp10.493 per USD.
(
rna)