Ilustrasi Wall Street. (Foto: Reuters) NEW YORK - Saham-saham di Amerika Serikat (AS) berakhir lebih rendah untuk hari kedua dan indeks S&P 500 membukukan penurunan mingguan terbesar sejak 2012. Penurunan terjadi karena kekhawatiran atas gagal bayarnya Argentina.
Data menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Juli, dan tingkat pengangguran secara tidak terduga naik. Ini menyiratkan bahwa the Federal Reserve masih akan mempertahankan suku bunga rendah untuk sementara waktu.
Kekhawatiran atas masalah utang Argentina berpotensi menjadikan negara tersebut mengalami default untuk yang kedua kalinya pada awal pekan ini. Seorang hakim di AS mengecam keputusan Argentina untuk default, dan memerintahkan negosiasi antara dengan para krediturnya.
"Kapan saja sebuah negara gagal bayar utang, biasanya akan menjadi sentimen mengerikan di pasar. Orang-orang menghindari risiko, dan mereka menjual aset berisiko," kata kepala investasi ekuitas di Calvert Investment Management, Natalie Trunow, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (2/8/2014).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 69,93 poin atau 0,42 persen menjadi 16.493,37, indeks S&P 500 SPX kehilangan 5,52 poin atau 0,29 persen menjadi 1.925,15, dan Nasdaq Composite index turun 17.13 poin atau 0,39 persen menjadi 4.352,64.
Tujuh dari 10 sektor di S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor keuangan (SPSY) mengalami kerugian terbesar. Saham JPMorgan Chase (JPM.N) turun 2,1 persen menjadi USD56,48.
Data dari BATS Global Markets mencatat, sekira 7,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS jauh di atas rata-rata 6,2 miliar selama lima hari terakhir ini. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.