Senin, 27 Mei 2013

Home » Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com: Fokus ekspansi, ESSA tunda bagi deviden

,
Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com
// via fulltextrssfeed.com
Fokus ekspansi, ESSA tunda bagi deviden
May 27th 2013, 07:07

Fokus ekspansi, ESSA tunda bagi deviden

Heru Febrianto

Senin,  27 Mei 2013  −  14:07 WIB

Fokus ekspansi, ESSA tunda bagi deviden

Ilustrasi

Sindonews.com - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) menunda pembagian deviden kepada pemegang saham karena emiten energi tersebut akan lebih memfokuskan pengembangan melalui anak usahanya, PT Panca Amara Utama (PAU).

Presiden Direktur Surya Esa Perkasa, Roy Thohir mengatakan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan bahwa mayoritas pemegang saham yang hadir menyepakati laba bersih pada 2012 akan disuntikan ke PAU, anak usaha yang bergerak di lini usaha produksi gas.

"Semua laba akan dimasukan sebagai laba ditahan untuk pengembangan anak usaha, PT Panca Amara Utama dan rencana ekspansi produksi elpiji (LPG/Liquid Petroleum Gas) menjadi 55 persen telah mulai dilaksanakan," kata Roy saat paparan publik perseroan di Hotel JW Marriot, Jakarta, Senin (27/5/2013).

Dia menjelaskan, manajeman memutuskan untuk mengalokasikan seluruh laba bersih perseroan tahun lalu sebesar USD5,211 juta untuk pembangunan ekspansi anak usaha dengan lini produksi elpiji.

Lebih lanjut dia mengatakan, ekspansi elpiji tersebut telah dilaksanakan dengan kesepakatan penyedia jasa dan perlengakapan melalui kerja sama Enerflex Ltd, perusahaan engineering asal Kanada.

Seperti diketahui, perseroan pada tahun 2012 mencatatkan laba bersih per akhir Desember 2012 senilai USD5,2 juta atau turun sebesar 163 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, pendapatan perseroan juga turun 7 persen menjadi sebesar USD39,5 juta.

Direktur Eksekutif Surya Esa Perkasa, Chander Vinod Laroya menjelaskan, penurunan kinerja keuangan tersebut karena penjualan kondensat perseroan menyusut dari USD70 per barel menjadi USD30 pe rbarel terkait dengan handling fee.

"Kita sebelumnya kan menggunakan gas sebagai bahan baku, tapi sekarang kita harus bayar untuk membuat kondensat. Saat ini, dengan persetujuan Pertamina kita tidak harus membeli gas, tapi memakai milik Pertamina, jadi kami tidak bisa menjualnya," jelas dia.

(rna)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions