Kamis, 30 Mei 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Kementerian ESDM Optimistis Jatah BBM Subsidi Aman

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Kementerian ESDM Optimistis Jatah BBM Subsidi Aman
May 30th 2013, 10:55

Metrotvnews.com, Jakarta: Dalam  Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013, DPR menyetujui revisi kuota volume bahan bakar minyak (BBM) sebesar 48 juta kiloliter (KL). Terjadi kenaikan hampir 2 juta KL dibandingkan kuota BBM dalam APBN 2013 yang sebesar 46,01 juta KL.

Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo optimistis jumlah tersebut akan mencukupi kebutuhan BBM nasional hingga akhir tahun.

Ia menjelaskan, berdasarkan pertumbuhan kebutuhan energi sebesar 7% per tahun, diproyeksikan volume konsumsi BBM hingga akhir tahun akan mencapai 48,7 juta KL. Namun dengan adanya pengendalian dan pengawasan konsumsi diharapkan terjadi efisiensi. Apalagi, penaikan harga BBM subsidi yang direncanakan pemerintah dinilai akan mengurangi disparitas antara BBM subdisi dan non subsidi sehingga mengurangi penyelundupan.

"Kalau dulu dulu kan Rp4.500 per liter dibanding Rp9.500 sehingga gejolak untuk menyelundup bukan main. Tapi dengan dinaikkan diharapkan ada pengurangan. Kita juga harapkan pengawasan diperketat," ujar Susilo Siswoutomo di Kementerian ESDM, Kamis (30/5).

Ia menjelaskan dalam RAPBN-P 2013 volume BBM ditetapkan sebesar 48 juta KL, terdiri dari premium 30,8 juta KL, solar 16 juta KL, dan minyak tanah 1,2 juta KL. Sedangkan dalam APBN 2013 kuota BBM subsidi ditetapkan sebesar 46,01 juta KL dengan rincian premium 29,20 Juta KL, solar 15,11 juta KL dan minyak tanah 1,7 juta KL.

Diakui Susilo, revisi kuota konsumsi BBM disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi yang otomatis mendongkrak kegiatan ekonomi. Peningkatan konsumsi menyebabkan subsidi BBM semakin membengkak. Maka dari itu, untuk menekan konsumsi, pemerintah akan menaikkan harga BBM subsidi sesuai dengan harga keekonomian.

"Nikmatnya pertumbuhan ekonomi bagus, kegiatan ekonomi bagus. Tapi sengsaranya jebol di kuota dan APBN-P. Jadi sebetulnya pilihannya harusnya subsidi dikurangi, dan masyarakat bisa beli BBM dengan harga sesuai keekonomian. Tapi itu kan langkah jangka panjang," kata dia. (Ayomi Amindoni)


Editor: Rina Garmina

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions