Metrotvnews.com, Bogor: Pemerintah menargetkan ekspor salak ke China pada 2013 naik 15% dari tahun sebelumnya atau sebesar 878,6 ribu ton. Pada 2011, volume ekspor salak ke China mencapai 596,7 ribu ton. Tahun lalu, volume ekspor salak ke China sebesar 764 ribu ton.
"Kalau melihat dari tren, diharapkan pertumbuhan ekspor sebesar 15%," kata Pelaksana Harian Dirjen yang juga Sekretaris Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yasid Taufik saat ditemui akhir pekan lalu di Jakarta.
Yasid menuturkan salak menjadi salah satu buah komoditas unggulan ekspor. Dalam dua tahun terakhir, ekspor Salak ke China mengalami kenaikan. Sayangnya, ekspor salak ke China sempat mengalami hambatan.
China sempat menahan impor salak dari Indonesia. Alasannya, ditemukan organisme pengganggu tanaman dan adanya kandungan logam berat yang tidak sesuai dengan ketentuan China. "Banyak hal akan kami lakukan supaya ekspor salak ke China tidak mengalami hambatan lagi," tutur Yasid.
Beberapa hal yang dilakukan ialah melakukan verifikasi terhadap standar mutu keamanan produk. Kemudian, dilakukan pembersihan organisme pengganggu tanaman. Selain itu, pemerintah akan melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap petani salak terkait budi daya salak yang baik dan benar.
Yasid tidak tahu hambatan perdagangan ekspor salak merupakan balasan dari pemerintah China kepada Indonesia terkait pemberlakuan kebijakan pengaturan impor seperti sistem Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RPIH) dan membatasi pelabuhan masuk produk impor.
Seperti diketahui, Indonesia mengimpor bawang putih, kentang, tomat, bawang bombay, bawang daun, kubis, selada, wortel, cabai, dan lobak. Indonesia mengekspor manggis, pisang, nanas, anggur, kelengkeng, dan salak ke negara tirai bambu tersebut.
"Namanya juga perdagangan dunia, persaingan dagang antarnegara itu wajar. Tapi pemerintah akan melakukan upaya dan tidak membiarkan begitu saja," ungkap Yazid.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Suswono melakukan pertemuan dengan Menteri Administrasi Umum Supervisi Kualitas, Inspeksi, dan Karantina Republik Rakyat China (RRC) Zhi Shuping pada awal pekan lalu. (Bunga Pertiwi Adek Putri)
Editor: Wisnu AS