Direktur Sales and Marketing PT Garuda Indonesia garuda Eric Meijer (kir) berbincang dengan VP Marketing Garuda Djunadi Putra Satrio (kanan) di depan miniatur pesawat Garuda saat Garuda Indonesia Travel Fair (GITF) 2014 di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (11/4). ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meresmikan enam rute baru sekaligus, Kamis, 1 Mei 2014. Rute-rute baru tersebut meliputi lima rute domestik dan satu rute internasional. Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia, Erik Meijer mengatakan pembukaan rute-rute baru ini merupakan bagian dari kelanjutan program ekspansi jaringan yang dilaksanakan Garuda Indonesia.
"Dengan memperluas jaringan penerbangan di wilayah Indonesia, Garuda berkomitmen untuk terus mendukung konektivitas antar daerah yang mengarah pada peningkatan ekonomi, bisnis dan pariwisata di kota-kota yang dihubungkan tersebut," kata Erik melalui siaran persnya, Kamis, 1 Mei 2014.
Lima rute penerbangan domestik baru itu adalah Medan - Surabaya (pp), Palembang - Denpasar (pp), Makassar - Yogyakarta (pp), Surabaya - Ambon (pp), dan Denpasar - Banyuwangi - Surabaya (pp). Adapun satu rute penerbangan internasional terbaru adalah Makassar-Medan- Jeddah (pp).
Rute - rute penerbangan baru di domestik tersebut melayani penumpang satu kali per hari. Pesawat yang digunakan adalah pesawat Bombardier CRJ-1000 NextGen yang berkapasitas 96 penumpang, terdiri dari 12 kelas bisnis dan 84 kelas ekonomi. Khusus rute Denpasar - Banyuwangi - Surabaya (pp) Garuda menggunakan pesawat ATR72-600 berkapasitas 70 penumpang.
Untuk rute internasional, yakni Makassar - Medan - Jeddah, Garuda menggunakan pesawat berbadan lebar B747-400 berkapasitas 457 penumpang ( 22 kelas bisnis dan 435 kelas ekonomi. Rute ini dilayani sebanyak 3 kali per minggu untuk memenuhi permintaan penumpang pasar umroh di wilayah Makassar dan Medan.
Erik menyatakan, "Melalui rute penerbangan ini, para pengguna jasa dari Makassar dan Medan dapat melaksanakan penerbangan langsung ke Jeddah secara cepat dan efisien, tanpa melakukan persinggahan di Jakarta."
PINGIT ARIA