Ilustrasi: (Foto: Situs Bank Victoria) JAKARTA - Perlambatan yang terjadi pada pertumbuhan kredit saat ini tidak berpengaruh terhadap industri perbankan. Hal itu dilihat secara keseluruhan dari Capital Adequacy Ratio (CAR) dan rasio Non-Performing Loan (NPL) yang tercatat sebesar 18,36 persen dan 1,9 persen.
"Kami berpandangan bahwa industri perbankan Indonesia tetap kuat, Secara industri keseluruhan lebih baik daripada batas minimal 8 persen dan batas maksimal 5 persen," kata Analis Pefindo Achmad Kurniawan Sudjatmiko dalam risetnya, Jumat (30/5/2014).
Achmad menambahkan, salah satu contoh adalah yang terjadi di PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), bank tersebut sangat berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya. Hal ini berdasarkan fakta, hingga saat ini BVIC belum menyalurkan pinjaman tanpa jaminan, atau dikenal dengan Kredit Tanpa Agunan (KTA), yang memiliki tingkat resiko yang tinggi.
"Kami berpandangan bahwa BVIC selalu memprioritaskan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit," ujarnya.
Seperti diketahui, pada tahun 1997, BVIC memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing. BVIC mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya pada tahun 1999. Pada tahun 2007, BVIC mengakuisisi 99,98 persen saham PT Bank Swaguna, yang dikonversi ke PT Bank Victoria Syariah pada tahun 2010.
Hingga Maret 2014 BVIC memiliki 1 kantor pusat, 5 kantor cabang utama dengan cabang terbaru dibuka di Surabaya pada tanggal 28 Februari tahun 2014, 63 kantor cabang pembantu, dan 32 kantor kas, yang terletak strategis di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (rzk)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.