Jumat, 30 Mei 2014

Home » Sindikasi economy.okezone.com: Dirut PLN Senang Tarif Listrik Kembali ke Zaman Soeharto

,
Sindikasi economy.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Economy 
Save on Car Insurance

We're here to make buying car insurance awesome and easy. We're here to guide you towards a better policy that keeps those Benjamins in your pocket.
From our sponsors
Dirut PLN Senang Tarif Listrik Kembali ke Zaman Soeharto
May 30th 2014, 01:12

Jum'at, 30 Mei 2014 08:12 wib | Dani Jumadil Akhir - Okezone

Ilustrasi. (Foto: Okezone)Ilustrasi. (Foto: Okezone) JAKARTA - PT PLN (Persero) telah memberlakukan tarif penyesuaian (adjustment) bagi beberapa golongan pada 24 Mei ini. Dengan tarif ini, pelanggan akan membayar listrik setiap bulannya seperti Pertamax yang naik turun mengikuti pergerakan nilai tukar Rupiah, harga ICP dan inflasi.
 
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengaku lebih senang dengan penerapan harga listrik pada periode 1994-1997 yang ternyata sudah menerapkan skema tarif tersebut bagi semua golongan.
 
"Saya lebih senang dengan tarif listrik pada tahun 1994-1997, eranya Presiden Soeharto," ucap Nur seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (30/5/2014).
 
Dia menambahkan, dengan penerapan tarif tersebut membuat PLN meraih keuntungan yang sangat besar jika dibandingkan BUMN-BUMN lainnya.
 
"Saya masih ingat keuntungan PLN terbesar di antara BUMN yang lain, rating kita BB- (peringkat utang), jadi investment grade, subsidi juga nol, kalau mau naikin tarif listrik tidak dibicarakan lagi di DPR lalu kebutuhan investasi bisa dipenuhi," paparnya.
 
Selain itu, masyarakat pun tidak pernah berdemo dengan penetapan tarif ini dan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga pada masa itu. Pasalnya, tarif listrik tersebut floating, selama tiga tahun itu naik turun.
 
"Tarif adjusment enggak ada masalah, masyarakat juga enggak ada masalah. Saya merindukan regulasi keemasan pada jaman itu. Ekonomi juga tetap berjalan tumbuh 6 persen, politik saja yang bermasalah," tegas Nur.
 
Namun, tarif ini berakhir ketika krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 yang membuat nilai tukar Rupiah terpuruk sehingga pelanggan keberatan dan tarifnya pun disubsidi.
 
Walaupun krisis sudah lewat, pemerintah lupa membalikkan tarif adjustment kembali dan baru diterapkan lagi pada 1 Mei 2014. "Baru sekarang diterapkan lagi, dan ini hanya sebagian pelanggan, dulu itu semuanya," pungkasnya.
 
Sekedar informasi, tarif penyesuaian (adjusment) ini diberlakukan terhadap pelanggan nonsubsidi (rumah tangga) besar R-3 daya 6.600 va ke atas, bisnis menengah B-2 daya 6.000 va sampai 200 kva, bisnis besar B-3 daya di atas 200 kva dan kantor pemerintahan sedang P-1 daya 6.600 va sampai 200 kva.
(mrt)

Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions