TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Mahkamah Agung sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018 di Ruang Kusumah Atmadja, gedung Mahkamah Agung, pukul 10.00 WIB, Jumat, 24 Mei 2013. Wakil Presiden Boediono direncanakan hadir dalam seremoni pelantikan.
Pelantikan sesuai dengan surat Keputusan Presiden RI Nomor 45/P Tahun 2013. Keputusan Presiden terbit setelah Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui usulan Presiden menyodorkan Agus sebagai calon tunggal Gubernur Bank Sentral.
Agus pernah ditolak dalam pencalonan Gubernur Bank Sentral 2008. Bersama Raden Pardede, Komisi Keuangan DPR menolak pencalonan keduanya. SBY lalu menyodorkan nama Boediono. Dalam masa kepemimpinannya sebagai Menteri Keuangan, Agus kerap berdebat keras dengan anggota DPR. Salah satunya mengenai pembelian saham divestasi perusahaan tambang PT Newmont. Rencana pembelian ini masih mengambang.
Ketika menjabat menteri, Agus juga kerap berseberangan dalam pembangunan Jembatan Selat Sunda. Ia berselisih pendapat dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Hatta dan Djoko ingin negara menjamin biaya studi kelayakan yang dijalankan pemrakarsa.
Adapun Agus menolak karena rencana studi kelayakan belum mendetail dan berpotensi merugikan negara. Sejak menjabat Menteri Keuangan pada 2010 lalu, Agus dianugerahi Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasifik oleh majalah The Banker.
Dalam menjalankan jabatan barunya, mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu diprediksi dihadapkan pada tantangan dominasi bank asing menjelang liberalisasi perbankan ASEAN 2020.
Akhir-akhir ini, perbankan Singapura dan Malaysia masih mendominasi ekspansi di ASEAN, seperti akuisisi 40 persen Danamon oleh DBS. Berbagai pihak menilai perbankan nasional harus siap masuk pasar bebas ASEAN 2020 pada sektor perbankan.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | AKBAR
Terhangat:
Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah
Terpopuler:
PKS: VW Caravelle Milik Luthfi, bukan DPP
Twitter Dipo Soal Franz Magnis Dinilai Tak Pantas
Orangtua Darin Kenalkan Luthfi Hasan Sebagai Suami
KPK Sita Lagi Mobil Luthfi di PKS, Johan: Lancar