Senin, 27 Mei 2013

Home » METRO TV NEWS EKONOMI: Kenaikan Harga BBM Bisa Perbaiki Neraca Transaksi

,
METRO TV NEWS EKONOMI
Metrotvnews Indonesia News Video Portal // via fulltextrssfeed.com
Kenaikan Harga BBM Bisa Perbaiki Neraca Transaksi
May 27th 2013, 07:34

Metrotvnews.ciom,Jakarta: Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, kenaikan harga BBM bisa memperbaiki defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), terutama pada komponen transaksi berjalan.

Prediksi BI, defisit transaksi berjalan bisa mengecil menjadi 2,4% dari PDB, sementara jika harga BBM bersubsidi tetap defisit mencapai 2,5%.

Demikian Agus menjelaskan ketika DPR mengundang rapat anggaran antara pemerintah dan BI membahas asumsi makro RAPBN P 2013.

"Kami perkirakan rencana kenaikan harga BBM akan memperkuat NPI karena berkurangnya impor minyak yang bisa mengurangi transaksi berjalan. Aliran modal akan masuk lebih besar karena prospek positif seiring dengan membaiknya kesinambungan fiskal dan transaksi berjalan. Ini akan memperkuat NPI di triwulan mendatang dan mendukung terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Agus di hadapan Komisi XI DPR kemarin.

Kinerja NPI pada kuartal I 2013 tercatat defisit pada posisi US$6,6 miliar, di mana transaksi berjalan menyumbang defisit US$5,3 triliun atau sebesar 2,4% dari PDB. Di sisi lain, transaksi modal dan finansial defisit US$1,4 miliar. Kondisi tersebut sempat menekan nilai tukar rupiah.

Nilai tukar rupiah dengan kenaikan harga BBM, kata Agus, ialah Rp9.500-9.700 perdolar AS. Posisi tersebut sedikit lebih kuat daripada jika pemerintah batal menaikkan harga BBM, yaitu nilai tukar pada kisaran Rp 9.600-9.800 perdolar AS.

Adapun prospek membaiknya transaksi modal dan finansial tidak hanya terjadi karena persepsi positif pasar atas kenaikan harga BBM.
"Prospek terlihat dari data terakhir awal triwulan kedua, arus modal masuk naik didorong global bond dan pembelian obligasi pmemerintah oleh non residen. Cadangan devisa kini mencapai US$107,3 miliar atau 5,8 bulan impor dan utang luar negeri," katanya.

Meski berpengaruh positif, rencana kenaikan harga BBM akan mempengaruhi kerja BI sebagai penjaga inflasi. Inflasi dengan kenaikan harga BBM dihitung BI sebesar 7,76%. Inflasi tanpa kenaikan harga BBM diperkirakan 5,58%, sementara dampak tambahan inflasi kenaikan harga BBM bisa mencapai 2,46%, sudah termasuk efek di putaran pertama dan kedua kenaikan harga BBM.

Agus mengingatkan, pemerintah perlu membantu BI dengan menjaga harga pangan. Perhitungan tanpa kenaikan harga BBM bersubsidi, inflasi pangan bergejolak bisa mencapai 11,41%, sementara inflasi inti 6,38%, dan inflasi administered price 3,93%.

"Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah mengelola pangan sangat krusial untuk membawa pada rentang sasaran inflasi," kata Agus. "Yang kami maksud pengendalian harga pangan di semester kedua ialah terkait harga pangan di hortikultura. Untuk bawang putih sudah diatasi, tapi yang lain harus ada pengaturan lebih lanjut."

Tambahan inflasi kenaikan harga BBM akan berdampak 2-3 bulan. Setelah itu, Agus mengatakan, inflasi akan kembali ke level sebelum harga naik.

"BI akan mengambil langkah memadai dan terukur untuk mengendalikan inflasi dengan mengoptimalkan bauran kebijakan, suku bunga, likuiditas, dan instrumen lainnya." katanya.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi sama dengan asumsi yang diajukan pertumbuhan ekonomi versi pemerintah, yaitu 6,2%. (Gayatri)


Editor: Asnawi Khaddaf

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions