Kamis, 29 Mei 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: Nur Pamudji Ingin PLN Seperti Era Soeharto

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
The Best Way to Manage your Money.

Start using Mint today to set a budget, track your goals and do more with your money.
From our sponsors
Nur Pamudji Ingin PLN Seperti Era Soeharto
May 29th 2014, 12:48, by Pebrianto Eko Wicaksono

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji menyatakan ingin PLN seperti zaman pemerintahan Presiden Soeharto, yaitu era 1994 sampai 1997. Mengapa demikian?

Menurut Nur Pamudji, saat itu pemerintah menerapkan tarif progresif yang naik turun setiap tiga bulan sekali. Dengan sistem tarif tersebut, PLN memiliki kinerja keuangan yang cemerlang sehingga menjadi perusahaan BUMN dengan keuntungan terbesar meski tak disubsidi.

"Waktu itu saya masih ingat keuntungan PLN terbesar  diantara semua BUMN,  rating kita BB- (peringkat utang), subsidi nol, tarif lisrtrik tidak dibicarakan DPR, investasi bisa dipenuhi," ungkapnya seperti ditulis Kamis (29/5/2014).

Meski tarif listrik berubah-ubah, lanjut dia, masyarakat bisa menerima, tidak ada yang mempermasalahkan. Ekonomi Indonesia terus tumbuh, bahkan mampu tumbuh sampai 6%.

"Saya ingin seperti zaman 1994 -1997, tarifnya itu floating, setiap 3 bulan tarif naik turun sendiri," kata Nur Pamudji.

Namun masa-masa indah PLN tersebut berakhir, saat 1998 kurs dolar melambung tinggi dan krisis ekonomi menyerang Indonesia sehingga pelanggan keberatan atas tarif listrik yang mengikuti kurs dolar tersebut.

Menurut Nur, sejak itu tarif listrik yang berubah-ubah seperti harga pertamax tersebut dihentikan dan dimulai lagi 1 Mei 2014 lalu.

Tarif progresif ini diterapkan pada empat golongan pelangga pelanggan nonsubsidi (rumah tangga) besar R-3 daya 6.600 va ke atas, bisnis menengah B-2 daya 6.000 VA sampai 200 kVA,  bisnis besar B-3 daya di atas 200 kVA dan kantor pemerintahan sedang P-1 daya 6.600 va sampai 200 kVA.

"Tarif itu baru diterapkan lagi Mei 2014," pungkasnya. (Pew/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni) ;

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
4.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions