TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual memprediksi hari ini nilai tukar rupiah dan saham akan lebih stabil. Musababnya, kondisi politik dan hukum kini sudah kondusif. Rupiah, diperkirakan akan berada pada kisaran Rp 11.500-11.700 per dolar Amerika Serikat. (Baca: Hasil Pemilu Sesuai Harapan, IHSG Langsung Rebound)
Anjloknya saham dan rupiah kemarin, kata David, disebabkan oleh tak pahamnya pelaku pasar akan efek penarikan diri Prabowo Subianto. "Mereka pikir akan ada ketidakpastian yang lebih panjang dan pengerahan massa," kata David saat dihubungi, Rabu, 23 Juli 2014. (Baca juga : Efek Prabowo di IHSG Masih Akan Berlanjut Hari Ini)
Namun kondisi tersebut kini sudah dinetralisir dengan banyaknya komentar pengamat hukum yang memastikan kesahihan keputusan Komisi Pemilihan Umum. Ditambah dengan tak ada gejolak di seluruh daerah, pelaku pasar pun merasa lebih pasti. (Lihat juga: Kurs Rupiah Loyo karena Pernyataan Prabowo)
Dengan stabilisasi rupiah dan saham, kini pelaku pasar tengah menunggu pengumuman penting minggu depan tentang inflasi dan neraca perdagangan. "Mereka juga akan fokus perhatikan akan seperti apa kabinet baru," kata dia.
David menolak menyebut ini sebagai "efek Jokowi". Alasannya, hasil pemilihan presiden sudah sesuai ekspektasi pasar. Apalagi dengan perbedaan suara yang lebih dari 3 persen. Dalam 2-3 minggu terakhir, kata David, sudah banyak investasi yang masuk. "Masih akan ada reli, tapi tipis," kata dia.
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler :
Indeks Saham Anjlok karena Pernyataan Prabowo
Rakyat Merdeka Rambah Bisnis Properti
Rupiah Keok Terpukul Efek Prabowo
Euforia Bursa Saham Akan Sambut Kemenangan Jokowi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.