Seorang pejalan kaki melintas di depan spanduk yang berisi himbauan pada masyarakat agar aktif dalam pengawasan jalannya pilpres di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/7). Foto: ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset PT Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan pelaksanaan pemilihan Presiden yang aman membuat laju nilai tukar rupiah kembali menguat. Tampaknya, kata dia, pelaku pasar tak lagi terfokus siapa yang akan menang, tetapi kondisi yang akan terjadi setelah pilpres.
"Pelaku pasar melihat kisruh yang terjadi hanya sebatas keributan antar media dan media sosial, sehingga potensi bentrok fisik kemungkinan tidak terjadi," kata dia kepada Tempo, Senin, 15 Juli 2014.
Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh rilis kenaikan posisi cadangan devisa akhir Juni. Devisa akhir Juni mencapai US$107,7 miliar, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya US$107 miliar.
Suksesnya penyerapan surat utang negara dalam lelang, serta erkiraan masih akan tetapnya BI (Bank Indonesia) rate dalam Rapat Dewan Gubernur, Kamis, 10 Juli 2014, juga menjadi alasan kurs rupiah menguat.
Namun, aksi profit taking juga melanda pasar valas dan imbas turunnya Euro membuat rupiah melemah di akhir pekan. Reza memprediksi laju rupiah bergerak Rp 11.796-Rp 11.534 (kurs tengah BI) pada hari ini.
DEWI SUCI RAHAYU
Berita terkait:
Prabowo-Hatta Deklarasi Koalisi Parlemen Hari Ini
Jokowi Persilakan Pendukung Prabowo Ikut Koalisi
Begini Dugaan Penggelembungan Suara di Tangerang