Ilustrasi minyak mentah. (Foto: Reuters) MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati harga tertinggi dalam tiga mingguan, sebelum data persediaan yang mungkin menandakan naiknya permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar di dunia.
Futures sedikit berubah di New York setelah naik 1,4 persen kemarin. laporan dari Energy Information Administration Persediaan minyak mentah kemungkinan menyusut 2,8 juta barel. Dewan Keamanan PBB dengan menyetujui resolusi yang menyerukan penyelidikan internasional terkait jatuhnya jet penumpang Malaysia Airline di Ukraina.
"Kami sekarang semua angka terlihat seperti musim yang wajar, tetapi data pasokan yang cukup tinggi mungkin akan menutupi itu," kata analis di Fat Prophets, David Lennox, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (22/7/2014).
"Itu mungkin menghentikan harga minyak naik mencapai USD110 per barel. Ada juga potensi yang lain yang kita lihat, yakni sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan yang itu mencakup sanksi energi," tambah dia
WTI untuk pengiriman Agustus turun 8 sen, dan berada di USD104,51 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Volume semua minyak berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 22 persen di bawah rata-rata 100 hari perdagangan. Harga telah naik 6,2 persen tahun ini.
Sedangkan Brent untuk pengiriman September berada 6 sen lebih rendah menjadi USD107,62 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Disparitas minyak patokan Eropa dan Amerika diperdagangkan dengan premi sebesar USD4,86 per barel.
Stok bensin AS kemungkinan meningkat sebesar 1 juta barel, menurut estimasi median dalam survei Bloomberg. Persediaan distilat, termasuk minyak pemanas dan diesel, diperkirakan telah meningkat sebesar 2 juta. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.