Jumat, 18 Juli 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: Harga Minyak Dunia Melesat ke US$ 103 per Barel

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
Let the jobs find you

Instantly post your resume to 75+ job sites. You can save 60 hours off your job search.
From our sponsors
Harga Minyak Dunia Melesat ke US$ 103 per Barel
Jul 18th 2014, 01:00, by Nurmayanti

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia naik 2 persen pada perdagangan Jumat (18/7/2014) pagi ini dipicu persediaan di Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran ketegangan geopolitik di Ukrainan bisa mengganggu pasokan global.

Minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus naik US$ 1,99 menjadi US$ 103,19 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada hari Rabu, kontrak Nymex ditutup bertambah US$ 1,24 menjadi US$ 101,20 per barel, melansir laman AP.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman September, patokan untuk minyak internasional yang digunakan oleh banyak kilang AS, naik 72 sen menjadi US$ 107,89 di bursa ICE Futures di London.

Serangkaian peristiwa geopolitik mendorong harga lebih tinggi dan memunculkan kekhawatiran terganggunya pasokan minyak dunia.

Pemerintahan Obama mengumumkan sanksi baru terhadap perusahaan-perusahaan energi Rusia setelah pasar ditutup pada hari Rabu, termasuk terhadap Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia.

Sementara analis mengatakan itu adalah tidak menyebabkan kekurangan yang dalam pada produksi atau ekspor dalam jangka pendek. Namun itu bisa ,encegah atau menunda eksplorasi dan produksi di masa depan.

Kecelakaan pesawat penumpang Malaysia Airlines di Ukraina juga meningkatkan risiko konflik tajam antara Ukraina dan Rusia. Itu bisa mengakibatkan sanksi lebih berat terhadap Rusia.

Dan pertempuran di Jalur Gaza meningkat setelah gencatan senjata berakhir, namun sumber lain dari gejolak di Timur Tengah, daerah penghasil minyak paling penting di dunia.

"Meskipun neraca minyak tidak akan terpengaruh, memberikan alasan lain untuk menyuntikkan beberapa pertimbangan risiko geopolitik," tulis analis energi Jim Ritterbusch dalam sebuah catatan penelitian kepada investor. (Nrm)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions