Minggu, 29 Juni 2014

Home » Tempo.co News Site: Tiga Tantangan Realisasi Proyek Mobil Nasional

,
Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Webinar: App Messaging

Keep Your App Users Engaged. Discover How In This Push & In-App Messaging Webinar
From our sponsors
Tiga Tantangan Realisasi Proyek Mobil Nasional
Jun 29th 2014, 02:32

Tiga Tantangan Realisasi Proyek Mobil Nasional

Menteri Pendidikan Nasional, M Nuh saat mendapatkan penjelasan dari Tim Mobil listrik karya mahasiswa Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya, yang diberi nama EC ITS saat diluncurkan di Gedung Rektorat ITS, Surabaya, Sabtu (26/1). Mobil listrik jenis city car ini berkapasitas 4 penumpang dengan kecepatan 80 km/jam dengan spesifikasi range 100 km/charge dan DC motor 2o kW. TEMPO/Fully Syafi

Berita Terkait

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat otomotif, Suhari Sargo, mengatakan industri otomotif Indonesia menghadapi tiga tantangan serius jika hendak merealisasikan program mobil nasional. "Faktor pendanaan, kesiapan industri penunjang, dan kualitas sumber daya manusia yang harus diatasi terlebih dahulu jika Indonesia ingin memiliki mobil nasional," ujarnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 29 Juni 2014.

Menurut Suhari, faktor pendanaan memegang peranan kunci terwujudnya mobil nasional. "Pabrikan otomotif seperti Toyota, Ford, Suzuki, ataupun Honda harus menginvestasikan setidaknya US$ 2,5 miliar dan waktu sampai 2 tahun untuk mendesain satu model mobil terbaru," katanya. Besarnya dana investasi tersebut, kata dia, membuat pemerintah ataupun investor masih ragu menjajaki pembuatan mobil nasional.

Selain itu, infrastruktur penunjang industri otomotif di Indonesia juga masih belum siap. Industri otomotif, Suhardi menjelaskan, memerlukan sedikitnya delapan ribu komponen yang harus dipenuhi dari industri penunjang. "Realitas hari ini menunjukkan industri penunjang seperti pabrik pelat baja atau pabrik ban di Indonesia masih ragu untuk mendukung program mobil nasional," katanya. Keraguan itu didasari oleh kecilnya peluang bisnis dari program mobil nasional.

Adapun faktor ketiga ialah kesiapan sumber daya manusia di bidang otomotif yang belum terampil. "Industri otomotif tidak sekadar membutuhkan tenaga terampil yang bisa merakit komponen, tapi menuntut adanya insinyur mesin, desain, dan elektro yang punya pengalaman dan pendidikan setingkat master atau doktoral," tuturnya.

Karena itu, Suhari mengatakan, jika pemerintah serius menjajaki terwujudnya mobil nasional, faktor pendanaan dan investasi harus menjadi prioritas. "Apabila dana sudah ada, maka hal itu bisa dialokasikan untuk membangun infrastruktur penunjang, mengirim insinyur otomotif untuk studi lanjut, dan melakukan riset praproduksi," katanya.

RAYMUNDUS RIKANG R.W
Berita Terpopuler:
Ramadan, Omzet Pasar Tradisional Naik 20 Persen
Polisi Usut Intimidasi Terhadap Kader Demokrat
Ibunda Menteri Armida tutup Usia
MU Resmi Lepas Buttner ke Dynamo Moscow

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions