Senin, 30 Juni 2014

Home » Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia: Studi: Kemiskinan Bisa Bikin Bakat dan Kecerdasan Berkurang

,
Berita Harian Bisnis, Ekonomi, Pasar Modal Dan Perbankan Indonesia
Berita Bisnis Liputan6.com menyajikan kabar berita terkini dunia bisnis dan investasi, ekonomi, pasar modal hingga perbankan Indonesia 
Subscribe to Bloomberg Businessweek

Get Bloomberg Businessweek for 84% off what others pay on the newsstand - that's like getting 38 complimentary issues! Sign up today.
From our sponsors
Studi: Kemiskinan Bisa Bikin Bakat dan Kecerdasan Berkurang
Jun 30th 2014, 00:00, by Siska Amelie F Deil

Kemiskinan dapat mempengaruhi kecerdasan Anda dari hari ke hari secara negatif.

Liputan6.com, New York - Kemiskinan ternyata tak hanya membuat Anda kesulitan secara finansial tapi juga mempengaruhi bakat serta kecerdasan pribadi.

Sebuah studi yang digelar Harvard University menunjukkan, kemiskinan dapat mempengaruhi kecerdasan Anda dari hari ke hari secara negatif.

"Terdapat sejumlah komponen psikologi dan emosional yang berat dari sebuah kemiskinan. Bahkan meskipun Anda terlahir berbakat dan cerdas, kemiskinan dapat menganggu kemampuan tersebut seumur hidup," ujar Psikoterapis Fran Walfish seperti dikutip dari National Deseret News, Senin (30/6/2014)

Penelitian tersebut menunjukkan, kecerdasan masyarakat miskin akan tetap ada tapi cenderung lambat untuk meningkat.  Meski demikian, meski dililit kemiskinan, bukan tidak mungkin bagi anak-anak yang hidup di kalangan masyarakat miskin untuk meningkatkan kecerdasannya.

Tak hanya dari Harvard University, riset serupa juga digelar University of Pennsylvania. Seorang ilmuwan asal universitas tersebut, Martha Farah bahkan meneliti aktivitas otak ratusan anak yang terlahir kaya dan miskin.

Tim penelitinya menemukan kemiskinan yang ekstrim memperlambat perkembangan otak anak. Selain itu terdapat sejumlah hambatan dalam proses mengingat, regulasi tekanan dan pembelajaran yang menghubungkan memori dan kendali motorik anak.

"Sementara anak-anak kaya cenderung memperoleh lebih banyak stimulasi untuk menumbuhkan kecerdasan dan kekayaannya. Mereka cenderung lebih banyak membaca, berbicara dan banyak mengunjungi tempat menarik. Semua tahu itu dapat membantu pertumbuhan otak secara kognitif," tuturnya.

Sementara Walfish mengatakan kemiskinan merenggut kecerdasan intelektual dan emosional seseorang. Sebanyak 31 persen partisipan miskin yang terlibat bahkan terdiagnosa menderita depresi. (Sis/Nrm)

(Nurmayanti)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
kemiskinan.jpg
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions