Ilustrasi. (Foto: Reuters) MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari ketiga di tengah spekulasi bahwa kekerasan di Irak tidak akan mengganggu pasokan dari produsen minyak terbesar kedua OPEC.
WTI telah turun sebanyak 0,3 persen di New York, memperpanjang penurunan 1,4 persen pekan lalu. Militer Rusia membantu mempersiapkan angkatan udara Irak untuk merebut kembali wilayah utara negara tersebut, yang sempat diduduki oleh militan Islam.
Namun, pertempuran belum meluas ke selatan, tempat dimana tiga-perempat produksi minyak mentah terjadi. Di Libya, terminal ekspor minyak terbesar bangsa itu diyakini dapat beroperasi kembali pada Agustus.
"Penurunan yang kita lihat terutama karena pedagang mulai sedikit gugup tentang premi risiko yang dibangun ke dalam harga. Situasi masih volatile, tetapi seiring berjalannya waktu, tampaknya pemberontakan akan berhenti di sekitar tempat itu sekarang," kata analis kepala di CMC Markets, Ric Spooner, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (30/6/2014).
WTI untuk pengiriman Agustus turun sebanyak 34 sen menjadi USD105,40 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Volume semua berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 47 persen di bawah rata-rata 100 hari perdagangan.
Brent untuk pengiriman Agustus turun 25 sen menjadi USD113,05 per barel di London berbasis ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan Eropa dan Amerika diperdagangkan dengan premi sebesar USD7,61 per barel dari USD7,56 per barel.
Brent telah naik 3,3 persen pada Juni ini, karena pejuang dari Negara Islam di Irak dan Levant, pecahan kelompok Al-Qaeda, merebut kota Mosul, Irak utara dan maju ke selatan menuju Baghdad. (mrt)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.