Selasa, 18 Juni 2013

Home » Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com: Meski BBM naik, neraca perdagangan masih bisa defisit

,
Sumber Informasi Terpercaya | SINDOnews.com
// via fulltextrssfeed.com
Meski BBM naik, neraca perdagangan masih bisa defisit
Jun 18th 2013, 09:05

Impor migas tinggi

Meski BBM naik, neraca perdagangan masih bisa defisit

Ameidyo Daud

Selasa,  18 Juni 2013  −  16:05 WIB

Meski BBM naik, neraca perdagangan masih bisa defisit

Ilustrasi/Ist

Sindonews.com - Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, walaupun harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dinaikkan, namun apabila impor migas Indonesia masih tinggi, maka kemungkinan mengalami defisit masih cukup besar.

"Kalau impor migas masih tinggi maka kemungkinan neraca perdagangannya masih bisa mengalami defisit walaupun kita berharap defisitnya tidak semakin besar," ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Dia juga mengatakan, dalam ekspor ada faktor global dan eksternal yang mempengaruhi komoditas ekspor Indonesia. Sehingga angka bea keluar masih di bawah tahun lalu.

"Yang agak turun secara signifikan adalah pajak perdagangan internasional yang tahun lalu sebesar 49,9 persen, tahun ini baru 31,9 persen. Utamanya yang rendah adalah dari bea keluar. Kalau tahun lalu di 7 Juni 2012 sudah 50,7 persen, sekarang baru 19,7 persen," paparnya.

Sementara penerimaan negara bukan pajak, disebut Anny lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 30,4 persen dari PDB menjadi 32,8 persen. "Utamanya yang tertinggi dari penerimaan SDA migas itu di 28,4 persen," ungkapnya.

Dia memaparkan, realisasi penerimaan negara per tanggal 7 Juni di mana penerimaan dalam negeri naik sebesar 34,6 persen terhadap PDB dari tahun lalu sebesar 35,7 persen terhadap PDB. Sementara Pajak Penambahan Nilai (PPn), baru sebesar di 33,2 persen, sedangkan tahun lalu sebesar 35 persen.

"Penerimaan tersebut di antaranya penerimaan perpajakan sebesar 35,1 persen, tahun lalu sebesar 37,1 persen. Kalau dilihat pajak dalam negerinya itu mengalami penurunan di mana tahun ini baru mencapai 35,3 persen dari PDB sedangkan tahun lalu itu sebesar 36,5 persen," ujarnya.

(gpr)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions