Metrotvnews.com, Jakarta: Fraksi Partai Hanura tetap konsisten pada penolakan penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Pasalnya, jika pemerintah menaikan harga BBM, maka dipastikan jumlah orang miskin di Indonesia akan meningkat.
Demikian penegasan itu disampaikan oleh Anggota DPR Fraksi Hanura, Erick Satria Wardana dalam sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/6). Hanura menyatakan bahwa tetap akan menolak kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM dan menolak RUU RAPBN-P 2013.
"Tetap menolak kenaikan harga BBM subsidi dan menolak RUU RAPBN-P 2013 sebagaimana yang sudah disepakai banggar diluar persetujuan fraksi Hanura," tegas Erik.
Berpotensi inflasi
Lebih lanjut, Erik berpendapat bahwa perekonomian Indonesia yang selalu mengalami defisit bukan dikarenakan oleh beban anggaran subsidi energi, melainkan kelemahan pemerintah yang salah mengelola perekonomian Indonesia.
"Bukan anggaran subsidi BBM yang meningkat. Justru kenaikan harga BBM yang diusulkan pemerintah menurut perhitungan dari Hanura berpotensi meningkatkan inflasi mencapai 7,76% walau disepakati dalam asumsi makro hanya 7,2%," sambung Erik.
Sementara itu, jika harga BBM subsidi tidak dinaikan, maka Hanura meyakini tingkat inflasi hanya mencapati 5,58% dan tentunya akan terjadi disparitas angka yang sangat signifikan.
"Tapi ingat, kenaikan harga BBM hanya akan memberatkan rakyat dan meningkatkan jumlah rakyat miskin saja," tegasya.
Editor: Retno Hemawati