Metrotvnews.com, Jakarta: Rupiah diperdagangkan bergejolak pada Senin (10/6).
Berdasarkan data Reuters, rupiah tengah hari sempat diperdagangkan hingga level Rp10.066 per dolar AS pada tengah hari. Namun nilai tukar kembali ke level Rp9.810 dalam selang satu jam saja. Ketika berita ini diturunkan, perdagangan rupiah belum ditutup.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, nilai tukar tersebut terkena imbas pergerakan ekonomi dunia.
"Saya tetap melihat bahwa situasi globalnya, uncertainty-nya masih begitu tinggi dan itu akan berpengaruh pada persepsi investor mengenai hal ini. Fenomena begini di financial market kan nggak hanya terjadi di sini kan, di beberapa tempat di region juga terjadi," kata Chatib ketika ditemui di kantornya, Senin.
Pergerakan rupiah yang melemah, kata Chatib, sebagian memang terjadi karena defisit neraca perdagangan dan persepsi asing terjadap defisit transaksi berjalan.
Apalagi, laporan BPS terakhir memperlihatkan neraca perdagangan masih defisit US$1,6 miliar. Namun, pada beberapa hari terakhir pekan lalu rupiah sempat menguat.
"Tapi saya melihat bahwa nanti kalau (harga) BBM dinaikkan, isu itu bisa di-address," katanya.
Bersamaan dengan pelemahan rupiah, perdagangan di pasar modal melemah dengan index melemah ke 1,52% pada sekitar pukul tiga kemarin menjadi 4.791,57. Index Senin dibuka pada level 4.912. Ketika berita ini diturunkan, perdagangan belum ditutup.
"Stock market biasalah. Nanti juga naik," kata Chatib.
Catatan tambahan, rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia untuk kurs Senin adalah senilai Rp 9.806 per dolar AS. (Gayatri)
Editor: Asnawi Khaddaf
